Jurubicara pemerintah Zakaria Abdourahamane mengumumkan masa berkabung dimulai pada Selasa (23/3), untuk menghormati para korban.
Serangan sendiri terjadi pada Minggu sore (21/3) waktu setempat. Penyerang tidak dikenal menyerbu tiga desa dan dusun di wilyah Tahoua yang berbatasan dengan Mali.
Awalnya jumlah korban tewas yang diidentifikasi adalah 60 orang, namun bertambah pada Senin (22/3).
Insiden tersebut menjadi salah satu paling mematikan bagi Nigeria yang memang kerap dilanda kekerasan.
"Dalam memperlakukan penduduk sipil secara sistematis sebagai sasaran sekarang, para bandit bersenjata ini telah melangkah lebih jauh ke dalam kengerian dan kebrutalan," kata Abdourahamane, seperti dikutip
The National.
Abdourahamane menegaskan pemerintah akan memperkuat keamanan di wilayah terdampak dan membawa para pelaku ke meja hijau.
Sejauh ini pemerintah belum mengungkap siapa yang diyakini sebagai dalang dari serangan tersebut. Namun sumber keamanan sempat menyalahkan ISIS yang memiliki afiliasi di wilayah tersebut.
Abdourahamane tidak mengatakan siapa yang diyakini pihak berwenang berada di balik serangan itu. Sumber keamanan sebelumnya menyalahkan ISIS, yang afiliasi lokalnya aktif di zona tersebut.
Sebuah laporan dari Badan Pengungsi PBB menyebut serangan tersebut kemungkinan merupakan balas dendam atas penangkapan orang-orang yang dicurigai sebagai anggota kelompok bersenjata di daerah itu baru-baru ini.
BERITA TERKAIT: