Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Profesor Massimo Galli: Hadapi Varian Baru Covid-19, Kemampuan Vaksin Bisa Berkurang 40 Persen

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/rieska-wulandari-1'>RIESKA WULANDARI</a>
LAPORAN: RIESKA WULANDARI
  • Senin, 15 Maret 2021, 23:37 WIB
Profesor Massimo Galli: Hadapi Varian Baru Covid-19, Kemampuan Vaksin Bisa Berkurang 40 Persen
Profesor Massimo Galli, Direktur Infeksi Rumah Sakit Luigi Sacco, Milan yang khusus menangani pasien Covid-19 khawatir akan varian baru Covid-19/Net
rmol news logo Meski vaksin Covid-19 sudah hadir di banyak negara di dunia, namun pengawasan akan penularan virus tersebut tetap tidak boleh kendor.

Begitu kata Profesor Massimo Galli, Direktur Infeksi Rumah Sakit Luigi Sacco, Milan yang khusus menangani pasien Covid-19 dalam pertemuan daring ekslusif dengan siswa kelas bahasa Italia untuk orang asing baru-baru ini. Dalam pertemuan tersebut, siswa yang hadir di antaranya berasal dari Brasil, Bangladesh, China, Indonesia, Mesir, Peru, Thailand dan Ukraina.

Acara tersebut dikoordinasi oleh Profesor Paola Riso dari Sekolah Bahasa Italia untuk Orang Asing C.P.I.A 5 di Milan.

Pada kesempatan tersebut, Galli menjelaskan bahwa kehadiran varian baru dari Inggris, Brasil dan terutama dari Afrika Selatan membawa kekhawatiran baru, terutama terkait vaksin yang berkurang kemampuan responsnya hingga 40 persen.

Dia menjelaskan, hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah apabila muncul varian baru di luar varian yang telah ada, maka warga yang sudah mendapat vaksin bisa saja terinfeksi kembali. Sedangkan pada saat ini belum tersedia vaksin jenis baru yang dapat menanggulangi kemungkinan hal tersebut.

Lebih lanjut Galli menegaskan bahwa dia tidak tahu kapan pandemi akan berhasil ditangani. Di waktu bersamaan, dia juga menyesalkan tindakan para pemimpin yang membiarkan dan membebaskan penyebaran infeksi dengan harapan bisa mendapat rasio imunitas alih-alih meraih rasio imunitas. Hal itu justu diperburuk dengan hadirnya varian baru yang justru membahayakan bagi mereka yang juga telah mendapatkan antibodi secara natural dan vaksinasi.

"Saya tidak tahu kapan pandemi akan berakhir, karena virus ini terus memberikan kejutan, melihat kondisi global, saya tidak yakin bisa keluar sepenuhnya pada akhir tahun ini, tetapi kalau kita semua sudah bisa divaksin, maka pada musim gugur ini sebuah langkah yang maju," ujarnya.

Dia juga berharap pada Brasil yang telah memberikan pelajaran dari Manaus, yakni sebuah kota di tepi sungai Amazon yang diserang hebat oleh virus Covid-19 varian Brasil atau disebut juga "Covid Manaus".

"Alih-alih mendapatkan rasio imunitas dengan menginfeksi 70 persen penduduknya, yang terjadi sebaliknya kita malah mendapatkan varian baru dengan  kemungkinan mereka yang sudah sembuh (dari Covid-19), bisa kembali terinfeksi, oleh karena itu ide untuk menginfeksi semua, agar kita mendapatkan rasio imunitas merupakan ide yang bodoh dan gila. Untuk menangani virus ini, dibutuhkan juga kepandaian dari pemerintah setempat dalam menangani masalah ini," tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA