Begitu yang dikatakan oleh Direktur Pusat Penelitian Kebijakan Publik yang berbasis di Almaty, Meruert Makhmutova, seperti dikutip
Yeni Safak pada Kamis (18/2).
Makhmutova mengatakan, negara-negara di Asia Tengah lebih tertarik untuk mengembangkan dan memperkuat kerja sama dengan Turki, alih-alih Rusia dan China, karena memiliki kesamaan bahasa, budaya, dan warisan.
Negara-negara Asia Tengah sendiri meliputi Kazakhstan, Kyrgyzstan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Tajikistan. Meski bukan bagian dari Asia Tengah, Azerbaijan memiliki kedekatan dengan Turki secara etnis.
"Turki adalah penyeimbang China dan Rusia dan memiliki peluang bagus untuk menjadi pemimpin negara Turki," ujar Makhmutova.
Ia mengatakan, dukungan Turki untuk membebaskan Nagorno-Karabakh dalam konflik Azerbaijan dan Armenia menjadi pencapaian yang sangat penting.
Turki diketahui mendukung Azerbaijan dalam konflik bersenjata selama 44 hari yang berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi oleh Rusia pada 10 November 2020.
Sejak saat itu, Azerbaijan memberikan akses bagi Turki dengan membuka wilayah kantong Nakhcivannya yang langsung mengarah ke Laut Kaspia.
Menurut Makhmutova, Turki harus menyusun kebijakan kolektif di kawasan, sementara saat ini China dan Rusia berupaya mengembangkan hubungan bilateral.
BERITA TERKAIT: