Siprus Berlakukan Pembatasan Ketat Jelang Natal, Menkes: Masyarakat Jenuh Dan Lelah Dengan Aturan Covid

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 10 Desember 2020, 10:10 WIB
Siprus Berlakukan Pembatasan Ketat Jelang Natal, Menkes: Masyarakat Jenuh Dan Lelah Dengan Aturan Covid
Menteri Kesehatan Constantinos Ioannou/Net
rmol news logo Otoritas Siprus akan menutup hotel dan pusat perbelanjaan, juga memberikan pelarangan kehadiran ibadah di Gereja selama liburan Natal. Pengumuman menyedihkan bagi banyak orang yang akan merayakan Natal ini keluar bersamaan dengan angka kasus yang belum menunjukkan penurunan.

Menteri Kesehatan Constantinos Ioannou mengumumkan akan diberlakukan pembatasan yang lebih ketat setelah rapat kabinet darurat.

Pembatasan yang leih ketat itu diberlakukan mulai 11 hingga 31 Desember.

Tes antigen cepat yang telah dilakukan di seluruh Siprus menunjukkan bahwa virus ada di mana-mana.

"Penyebarannya begitu cepat, di semua kota, desa, dan distrik," katanya seperti dikutip dari AFP, Rabu (9/12).

Dia mengatakan bar, restoran, kafe dan tempat perhotelan lainnya harus ditutup, seperti halnya pusat perbelanjaan, sementara layanan gereja akan terus berjalan tanpa hadirin dan pusat tutorial setelah sekolah juga dilarang.

Sekolah menengah kembali menggunakan pembelajaran jarak jauh mulai 14 Desember, kata Ioannou pada konferensi pers, Rabu.

"Tindakan ini kami ambil untuk mencegah memburuknya situasi, sebelum gejolak bertambah lagi," katanya.

Negara itu telah memberlakukan jam malam sejak 30 November lalu. Langkah-langkah sebetulnya akan berakhir pada 13 Desember jika situasi Covid-19 membaik.

Sayangnya, Siprus mencatatkan angka tertinggi sebanyak 419 kasus hanya dalam satu hari pada Selasa serta lima kematian. Ini menjadi hari yang mengerikan. Membuat otoritas kembali menekankan peraturan ketat hingga 31 Desember.

Pada akhir September, Siprus hanya memiliki 1.755 kasus, tetapi jumlah infeksi meningkat hingga lebih dari 13.000. Dan terus meningkat hingga per Rabu (9/12) angkanya melebihi 13.280.

Ioannou menyadari bahwa ada "kelelahan" dan "rasa Jenuh" pada masyarakat atas aturan dan pembatasan Covid-19, yang mengekang dan merugikan kehidupannya. Namun, tidak ada cara lain untuk menurunkan angka penyebaran selain harus menjaga jarak dan meminimalkan kerumuman. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA