Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan mengungkap isi informasi intelijen yang menyebut bahwa Siprus Yunani di Siprus Selatan telah menjadi pangkalan militer Israel.
“Kami terus-menerus melihat dalam intelijen bahwa Pemerintahan Siprus Yunani di Siprus Selatan adalah basis bagi negara-negara tertentu dalam operasi yang menargetkan Gaza,” ungkapnya, seperti dimuat
Anadolu Ajansi pada Kamis (27/6).
Fidan mengatakan, kecurigaan itu sebenarnya telah ada sejak negara-negara Eropa tiba-tiba mendeklarasikannya sebagai basis logistik
Menlu Turki itu menilai, bahwa pusat logistik hanyalah upaya untuk menutupi operasi militer, dan pada dasarnya itu tidak akan menguntungkan sisi selatan pulau itu maupun Yunani.
“Para aktor regional perlu melihat hal ini. Ada militerisasi yang serius di sana. Ini perlu dicegah,” tegasnya.
Selama setahun terakhir, banyak media melaporkan bahwa pesawat militer AS dan Inggris yang membawa pasokan senjata Israel semakin banyak yang tiba di pangkalan RAF Akrotiri Inggris di Siprus tahun lalu.
Dugaan keterlibatan Siprus telah menjadikannya target potensial kelompok Hizbullah Lebanon.
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, pekan lalu memperingatkan Siprus agar tidak mengizinkan Israel dan sekutu Baratnya menggunakan wilayahnya untuk kepentingan militer. Jika tetap dilakukan, maka Hizbullah tidak ragu memperluas perang dengan Siprus.
"Membuka bandara dan pangkalan di Siprus bagi musuh Israel untuk menargetkan Lebanon berarti pemerintah Siprus adalah bagian dari perang" tegas Nasrallah.
Sementara itu, Presiden Siprus Nikos Christodoulides menegaskan bahwa negaranya tidak akan terlibat atau berpartisipasi dalam perang apapun.
"Republik Siprus sama sekali tidak terlibat dalam permusuhan dan bukan bagian dari masalah tersebut," cuit Christodoulides di akun @PresidentCYP pada Kamis (20/6).
Dia menambahkan, Siprus memiliki hubungan baik dengan Lebanon dan berperan aktif mendukung distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza.
"Peran kami ini, seperti yang diwujudkan, misalnya, melalui koridor kemanusiaan di Gaza, diakui tidak hanya oleh dunia Arab, namun juga oleh seluruh komunitas internasional," tegasnya.
BERITA TERKAIT: