Kunjungan yang dilakukan pada Jumat (20/11) tersebut merupakan sejarah karena Sangay adalah pemimpin Central Tibetan Administration (CTA) pertama dalam 60 tahun yang melakukan kunjungan ke Gedung Putih.
Dalam pernyataan tertulis CTA, kunjungan Sangay ditujukan untuk bertemu dengan Koordinator Khusus AS untuk Masalah Tibet yang baru diangkat, Robert Destro.
"Kunjungan hari ini merupakan pengakuan atas sistem demokrasi CTA dan pemimpin politiknya," demikian bunyi pernyataan tertulis yang dikutip
Sputnik.
"Pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini mungkin akan menjadi nada optimis untuk partisipasi CTA dengan para pejabat AS yang lebih formal di tahun-tahun mendatang," sambung pernyataan itu.
Sementara itu, dalam akun Twitter-nya, @Drlobsangsangay, sang presiden mengunggah fotonya di Gedung Putih.
"Merupakan suatu kehormatan besar untuk menjadi kepala politik pertama dari CTA yang secara resmi memasuki Gedung Putih," cuitnya.
Kunjungan Sangay sendiri diperkirakan akan meningkatkan ketegangan antara Washington dan Beijing yang sudah buruk dengan berbagai isu.
Pasalnya, Tibet merupakan salah satu isu sensitif bagi China, di mana Tentara Pembebasan Rakyat menggulingkan pemerintahan di sana pada 1950.
"Urusan Xizang (Tibet) adalah urusan dalam negeri China yang tidak memungkinkan adanya campur tangan asing," kata jurubicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: