Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menyampaikan ucapan selamat atas peringatan ke-21Penobatan Raja Mohammed VI. Benabdellah mengutarakan undangan Jokowi kepada Raja Maroko untuk mengunjungi Indonesia jika keadaan memungkinkan.
Raja Maroko Mohammed VI adalah salah satu pemimpin pertama yang memberi ucapan selamat kepada Presiden Jokowi atas pemilihannya kembali dan pembentukan kabinet barunya.
Undangan Jokowi tentu saja disambut dengan gembira. Namun, kondisi pandemik membuat berbagai acara kunjungan harus dibatalkan.
"Dengan ini, Maroko kembali meneguhkan tekad dan semangat untuk terus bekerja sama dengan Indonesia demi kepentingan bersama," ujar Benabdellah.
Maroko dan Indonesia telah menandatangani kesepakatan dan MoU di sektor
ekonomi, industri, dan perikanan serta di bidang kerjasama keamanan dalam berbagi intelijen. Kunjungan resmi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga sudah diagendakan pada Mei 2020 lalu, namun harus ditunda karena adanya pandemik Covid-19.
"Meskipun banyak pertemuan dan acara perdagangan dan ekonomi ditunda
atau dibatalkan karena pandemi, Maroko dan Indonesia telah membuat kemajuan dan bahkan terobosan dalam empat bidang kerja sama utama," ujar Benabdellah
Di bidang kehakiman, Maroko dan Indonesia telah menandatanani Nota Kesepahaman tentang Pertukaran Yudisial dan Kerjasama antara Dewan Agung
Kehakiman Kerajaan Maroko dengan Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Untuk kerja sama multilateral, Maroko dan Indonesia telah sepakat mendukung hak-hak warga Palestina. Kedua negara juga aktif dalam forum internasonal karena Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Maroko Bourita merupakan anggota Kelompok Koordinasi Internasional Covid-19 sehingga kedua negara berkoordinasi dan berkolaborasi secara erat.
Kemajuan penting juga telah dibuat dalam menyelesaikan Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) tentang produk tertentu, dengan mempertimbangkan kepentingan kedua belah pihak.
Kemudian, kesepakatan mengenai standarisasi dan normalisasi sedang dalam tahap akhir dan akan segera diselesaikan.
Terkait Pandemik Covid-19, Benabdellah mengungkapkan bagaimana ia dan juga masyarakat Maroko mencoba beradaptasi dalam 'Kebiasaan baru'. Termasuk ketika harus Peringatan ke-21 Hari Penobatan Sri Baginda Mohammed VI, Raja Maroko, dalam kondisi yang terbatas.
"Pidato saya pada kesempatan kali ini mengenai cara saya untuk beradaptasi dalam kehidupan ‘kewajaran baru’ sekaligus memperingati acara ini dengan semangat persaudaraan dan hubungan baik antara Republik Indonesia dengan Kerajaan Maroko yang dikonsolidasikan selama bertahun-tahun; di bawah kepemimpinan Sri Baginda Mohammed VI dan Yang Mulia Presiden Joko Widodo," ujar Benabdellah.
"Yang Mulia, Bapak dan Ibu sekalian. Masing-masing negara memang mengalami kendala dalam menangani krisis kesehatan internasional luar biasa ini. Namun, Maroko, di bawah kepemimpinan Sri Baginda Mohammed VI, berhasil beradaptasi dan belajar banyak dari krisis ini. Di masa sulit seperti ini, bimbingan dan keputusan bijak sangat dibutuhkan, Puji syukur kepada Tuhan saya panjatkan karena berkat wawasan dan kepemimpinan Sri Baginda, hidup ribuan warga Maroko terselamatkan sembari menjaga perekonomian negara tetap
berjalan dengan baik, terlepas dari penutupan perbatasan Maroko sejak tanggal 14 Maret," ungkap Benabdellah.
Sampai hari ini, tercatat sekitar dua puluh ribu kasus positif Covid-19 di Maroko dengan hampir tiga ratus kematian atau sekitar 1,6 persen dari total keseluruhan kasus. Jumlah ini merupakan salah satu rasio fatalitas kasus Covid-19 terendah di dunia.
"Secara ekonomi dan sosial, tidak ada pemutusan hubungan kerja besar-besaran bagi para pekerja. Keputusan cepat Sri Baginda untuk membuat Rekening Solidaritas Sukarela Corona memampukan pengadaan kompensasi setiap bulannya bagi jutaan warga Maroko yang tidak dapat bekerja karena karantina nasional yang diberlakukan sejak Maret hingga Juni 2020," ujar Benabdellah.
Maroko melakukan pengiriman peralatan medis sebagai hibah dan sumbangan, ke lima belas negara Afrika untuk membantu mengatasi pandemik.
Pujian datang dari banyak organisasi internasional, termasuk beberapa badan-badan PBB, LSM, atas aksi kemanusiaan ini yang benar-benar mencerminkan rasa solidaritas Maroko terhadap kebutuhan negara-negara Afrika, yang mana Maroko benar-benar memaknai ungkapan "Seorang teman yang hadir di kala dibutuhkan adalah teman sejati".
Benabdellah mengakhiri pidatonya dengan mengatakan, bahwa pemimpin kedua negara, Sri Baginda Mohammed VI dan Presiden Joko Widodo, bertekad untuk bekerja sama menuju konsolidasi hubungan bilateral, khususnya yang berkaitan dengan perdagangan dan investasi, demi meningkatkan hubungan diplomatik dan politik antara kedua negara.
"Ini adalah ambisi kemajuan dan kemakmuran bagi kedua negara persaudaraan, dan untuk mempromosikan Islam yang moderat, perdamaian, dan toleransi di dunia," ujarnya.
BERITA TERKAIT: