Polri Menekan Kegaduhan Tanpa Dramatisasi

Rabu, 31 Desember 2025, 23:15 WIB
Polri Menekan Kegaduhan Tanpa Dramatisasi
Polri. (Foto: Istimewa)
SEPANJANG 2025, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) tampil sebagai institusi yang bekerja dalam senyap namun berdampak nyata. 

Di tengah derasnya kritik, sorotan politik, dan ekspektasi publik yang kian tinggi, Polri justru memperlihatkan sesuatu yang jarang disadari.

Tahun ini bukan tahun yang mudah bagi Polri. Transisi politik nasional, dinamika ekonomi global, meningkatnya kejahatan berbasis teknologi, serta eskalasi bencana alam di berbagai wilayah menjadi ujian berlapis bagi aparat penegak hukum. 

Namun Polri mampu menjaga stabilitas keamanan nasional dengan menekan kegaduhan, tanpa dramatisasi, dan tanpa kehilangan fokus pada tugas utamanya melindungi masyarakat.

Keberhasilan pengamanan agenda-agenda strategis nasional menjadi penanda paling kasat mata. Dari rangkaian proses politik hingga kegiatan internasional, Polri menunjukkan profesionalisme teknis yang matang. Pengamanan berjalan efektif, terukur, dan relatif minim insiden.

Hal ini bukan sekadar keberhasilan taktis, melainkan hasil dari perencanaan yang disiplin, latihan berkelanjutan, dan kepemimpinan operasional yang solid hingga ke level paling Bawah.

Di bidang penegakan hukum, Polri memperlihatkan peningkatan kapasitas yang signifikan, terutama dalam menangani kejahatan modern. Kejahatan siber, penipuan digital, perdagangan orang, narkotika lintas negara, hingga kejahatan ekonomi berbasis teknologi ditangani dengan pendekatan yang semakin presisi. 

Polri tidak lagi semata-mata mengandalkan metode konvensional, tetapi mulai menempatkan data, teknologi, dan kolaborasi lintas lembaga sebagai tulang punggung kerja penyidikan.

Yang patut diapresiasi, kinerja tersebut berlangsung di tengah tekanan opini publik yang sering kali tidak ramah. Alih-alih defensif, Polri memilih jalur kerja nyata. Reformasi internal terus berjalan, meski tidak selalu tampak di permukaan. 

Pembenahan sistem, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan penegakan disiplin internal menjadi fondasi yang perlahan namun pasti mengubah wajah institusi ini dari dalam.

Dalam penanganan bencana, Polri kembali menunjukkan jati dirinya sebagai institusi negara yang hadir paling awal dan bertahan paling akhir. 

Di berbagai wilayah terdampak bencana sepanjang 2025, Polri tidak hanya menjalankan fungsi pengamanan, tetapi juga menjadi penggerak evakuasi, distribusi bantuan, hingga pemulihan psikososial masyarakat.

Yang sering luput dari perhatian adalah kemampuan Polri menjaga keseimbangan antara efektivitas teknis dan sensitivitas sosial. 

Di tengah polarisasi masyarakat, Polri relatif berhasil menahan diri dari langkah-langkah yang provokatif. 

Pendekatan persuasif, dialogis, dan preventif semakin menonjol, terutama dalam pengelolaan potensi konflik sosial. 

Ini menandakan kematangan institusi dalam membaca konteks sosial, bukan sekadar menegakkan aturan secara kaku.

Tentu, Polri bukan institusi tanpa cela. Kritik tetap diperlukan, bahkan mutlak dalam negara demokrasi. Namun sepanjang 2025, kritik tersebut dijawab bukan dengan retorika, melainkan dengan kerja.

Kerja itulah yang perlahan membangun kembali kepercayaan publik, bukan melalui pencitraan, tetapi melalui kehadiran yang konsisten di lapangan.

Jika 2025 hendak dicatat dalam perjalanan panjang Polri, maka tahun ini layak dikenang sebagai fase di mana Polri menunjukkan ketahanan institusionalnya. Bekerja di bawah tekanan, menjaga stabilitas di tengah perubahan, dan tetap berdiri sebagai salah satu pilar utama negara. rmol news logo article

R. Haidar Alwi
Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI)/
Wakil Ketua Dewan Pembina Ikatan Alumni ITB
 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA