Sedihnya Lebanon Di Masa Krisis, Saat Pasien Covid-19 Membludak Rumah Sakit Terkena Pemadaman Listrik 3 - 8 Jam Sehari

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 13 Juli 2020, 12:24 WIB
Sedihnya Lebanon Di Masa Krisis, Saat Pasien Covid-19 Membludak Rumah Sakit Terkena Pemadaman Listrik 3 - 8 Jam Sehari
Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hassan, kiri kedua, berbicara kepada seorang penumpang yang mengenakan alat pelindung yang tiba di bandara internasional Beirut ketika dibuka kembali pada 1 Juli 2020/Net
rmol news logo Lebanon mengalami lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa hari belakangan, membuat para tenaga kesehatan menjerit, mengatakan rumah sakit setempat telah “hancur berantakan” karena tingginya pasien yang masuk.

Pada Sabtu (11/7) lalu, angka kasus baru mencapai 86 kasus baru. Pada Minggu (12/7) angka kasus baru kembali melonjak sebesar 166. Ini adalah peningkatan harian tertinggi sejak Lebanon terkena pandemik Covid-19 pada akhir Februari.

Negara kecil di Mediterania ternyata tidak benar-benar terhindar dari wabah ini. Rumah sakit, yang kepayahan karena banyak pasokan obat dan peralatan yang terhenti akibat krisis ekonomi selama sembilan bulan di negara itu, makin khawatir bahwa mereka tidak akan mampu mengatasi jika infeksi melonjak.

“Kami tidak mampu menangani wabah virus yang merajalela di negara ini, karena kemampuan kami rendah,” ujar Firass Abiad, direktur rumah sakit Rafic Hariri Libanon, di mana sebagian besar kasus Covid-19 dirawat, dikutip dari TN, Senin (13/7).

Krisis ekonomi juga berimbas pada krisis bahan bakar. Abiad menunjuk pada peningkatan pemadaman listrik baru-baru ini yang "hampir melumpuhkan industri kesehatan di Lebanon".

Pemadaman listrik berlangsung antara tiga sampai delapan jam setiap hari,  meningkat secara nasional dalam beberapa pekan terakhir.

Rumah sakit Rafic Hariri, fasilitas kesehatan publik terbesar di Lebanon dengan 430 tempat tidur dan 10 ruang operasi, harus mengatasi pemadaman harian hingga 18 jam.

Perusahaan listrik negara, Electricite du Liban, biasanya memberikan preferensi ke rumah sakit dengan mematikan hanya satu hingga dua jam sehari, kata Abiad.

"Ketika jaringan listrik di rumah sakit padam, maka Anda harus menggunakan generator Anda. Tapi tanpa bahan bakar, generator itu tidak bisa nyala. Entah sampai kapan, karena krisis bahan bakar ini. Dan tanpa generator, rumah sakit tidak bisa berfungsi ... Itu sebabnya kami harus memangkas penggunaan bahan bakar agar bisa terus berlanjut,” katanya.

Dari 2 Juli hingga 7 Juli, rumah sakit mematikan AC untuk staf administrasi,  meskipun panas dan lembabnya panas. Itu juga menutup dua kamar operasi dan menunda operasi yang tidak mendesak. Semua harus disiasati agar pasokan listrik tercukupi.

Pengimpor bahan bakar Total Liban menyumbangkan diesel untuk generator rumah sakit minggu lalu, tetapi Abiad mengatakan situasinya masih jauh dari stabil. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA