Kerusakan terberat terjadi di Distrik Marjayoun, termasuk Desa Hula dan Blida.
Kebun zaitun yang selama puluhan tahun menjadi sumber nafkah warga hancur sejak tentara Israel memasuki kawasan itu pascagencatan senjata November 2024.
Melansir
Al Jazeera, Menteri Pertanian Lebanon melaporkan 56.000 pohon zaitun tercabut di sepanjang garis perbatasan.
Posisi pasukan Israel yang masih berjaga membuat petani takut kembali bekerja. Mereka khawatir setiap gerakan dianggap ancaman dan dibalas tembakan atau drone.
Situasi ini membuat banyak kebun dibiarkan terbengkalai sejak perang pecah pada Oktober 2023.
Ribuan keluarga kini kehilangan sumber pendapatan dari buah zaitun, minyak zaitun, ternak, hingga tanaman lain.
Petani yang tetap turun ke kebun mengaku menghadapi risiko maut.
“Sebuah pesawat tanpa awak Israel muncul di atas saya dan beberapa menit kemudian, pesawat itu kembali ke tempat saya berdiri dan menjatuhkan bom,” kata Hussein, petani zaitun, dikutip Jumat, 21 November 2025.
Sebagian petani tetap memanen karena tidak punya pilihan ekonomi lain.
“Dulu kami memproduksi ratusan kontainer minyak zaitun. Sekarang, kami tidak menghasilkan apa-apa,” katanya.
FAO mencatat 814 hektar kebun zaitun hancur dengan kerugian mencapai 236 juta dolar AS.
Kondisi lahan yang rusak, amunisi sisa perang, dan tembakan dari perbatasan membuat pemulihan sulit dilakukan.
BERITA TERKAIT: