Setelah ditutup terkoreksi 0,55 persen ke level 8.537 pada Rabu lalu, di pekan perdagangan singkat karena libur Natal, indeks kini sedang berada dalam fase krusial.
Analis WH Project, William Hartanto, menyoroti adanya area gap (celah) di level 8.554. Saat ini, IHSG berpotensi memasuki tren bearish (melemah), namun ada peluang perlawanan untuk kembali menguji area celah tersebut.
Gap (celah) adalah area harga di mana tidak terjadi transaksi, biasanya menjadi target "jemputan" harga di masa depan
"Kami memproyeksikan IHSG hari ini bergerak mixed dalam rentang 8.500 hingga 8.604," tulis William dalam riset hariannya.
Mixed adalah pergerakan harga yang naik-turun dalam rentang tertentu (tidak dominan searah).
IHSG akan melalui tahap pengujian ulang untuk melihat sejauh mana indeks mampu naik menuju area gap. Kabar baiknya, jika dalam dua hari terakhir tahun ini IHSG mampu kembali menguat ke area gap, maka terbuka peluang besar bagi bursa Indonesia untuk mencetak All-Time High (ATH) atau rekor tertinggi sepanjang masa di awal tahun 2026.
Bagi para trader dan investor, WH Project menyarankan strategi akumulasi beli pada beberapa saham pilihan yang potensial, seperti; ASII, HRTA, EMAS, dan MARK.
BERITA TERKAIT: