Pada Sabtu (13/6), pengadilan China memutuskan vonis hukuman mati kepada Gilespie yang terjerat atas kasus penyelundupan narkoba. Sebelum mendapat vonis tersebut, Gilespie telah ditahan secara rahasia di dalam penjara selama tujuh tahun.
Vonis tersebut muncul di tengah panasnya hubungan China dan Australia. Sehingga memicu kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan hubungan diplomatik kedua negara.
Itu juga dibuktikan dengan pernyataan Morrison pada Senin (15/6) yang mengungkapkan keprihatinannya terhadap vonis tersebut.
"Saya dan pemerintah sangat sedih dan khawatir bahwa seorang warga negara Australia, Karm Gilespie telah dijatuhi hukuman mati di China," ujar Morrison seperti dikutip
Reuters.
"Kami mengadvokasi secara konsisten untuk penghapusan hukuman mati di seluruh dunia oleh setiap jalan diplomatik yang tersedia bagi kami," tambahnya.
Berdasarkan laporan media China, Gilespie ditangkap pada malam tahun baru 2013 di Bandara Baiyun, Guangzhou. Pada saat itu polisi menemukan lebih dari 7,5 kg metamfetamin di dalam koper Gilespie yang diperiksa.
Hubungan antara China dan Australia dalam beberapa akhir ini cukup meregang setelah Canberra menyerukan diadakannya penyelidikan mengenai asal usul pandemik Covid-19 yang memicu amarah Beijing.
Geram dengan langkah Australia, China kemudian mengenakan tarif terhadap produk-produk Australia. Terbaru, China telah memperingatkan wisatawan dan pelajarnya untuk tidak mengunjungi Australia.
Menteri Perdagangan Simon Birmingham mengatakan pada Minggu (14/6), bahwa orang Australia "tidak seharusnya" melihat hukuman Gilespie sebagai pembalasan lebih lanjut oleh China.
Namun China sendiri mengatakan, vonis tersebut tidak berhubungan dengan ketegangan kedua negara.
BERITA TERKAIT: