Solusi Praktis Menuju Logistik Berkelanjutan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Minggu, 28 Desember 2025, 06:20 WIB
Solusi Praktis Menuju Logistik Berkelanjutan
Cover buku Chart Logistik Indonesia: Transformasi Menuju Logistik Berkelanjutan’. (Foto: Dokumentasi RMOL)
INDONESIA sebagai negara kepulauan terbesar masih dirundung permasalahan logistik antarmoda. Sektor pelayaran sebagai urat nadi logistik nasional juga masih dihinggapi berbagai permasalahan klasik.
 
Hal itu menjadi topik yang dibedah dalam buku berjudul ‘Chart Logistik Indonesia: Transformasi Menuju Logistik Berkelanjutan’ yang ditulis Dr. Dayan Hakim N. S, Prof. Dr. Ir. Perdana Wahyu Sentosa dan Putri Sion H. Sipahutar. Buku setebal 97 halaman yang diterbitkan Grup Penerbitan CV Budi Utama ini mengulas secara tuntas permasalahan dan solusi logistik nasional.
 
Dengan bahasa yang renyah dan mudah dicerna, buku ini cocok menjadi panduan para pelaku logistik nasional, pengambil kebijakan hingga mahasiswa yang sedang melakukan riset terhadap kondisi logistik nasional.
 
Kesiapan pelayaran nasional dalam menopang sektor logistik dibedah secara detail mulai dari transformasi regulasi global, Corporate Sustainability Reporting Directive (CSRD) Uni Eropa hingga Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) yang berdampak langsung pada transportasi laut Indonesia.
 
Tidak ketinggalan masalah Environmental, Social, and Governance (ESG) juga diulas bukan hanya sekadar CSR, melainkan strategi bisnis yang menentukan keberlangsungan akses Indonesia ke pasar global.
Yang lebih menarik, penulis membeberkan konsep mengenai penataan ulang kinerja sistem logistik nasional. Tentunya, pembahasan itu dimulai dari posisi Indonesia dalam Logistics Performance Index (LPI) Bank Dunia yang terus merosot. 

Sehingga enam indikator utama LPI yang menekankan pada infrastruktur, kualitas layanan, digitalisasi pelacakan, serta kecepatan bea cukai sebagai faktor kunci perbaikan diulas sedemikian rupa. Dengan demikian, benang merah efisiensi biaya logistik sebagai gambaran komprehensif mengenai struktur biaya logistik Indonesia yang masih tinggi, sekitar 14 persen dari PDB tersaji dengan apik.
 
Ulasan logistik yang diperkuat dengan gambar sebagai ilustrasi pendukung yang memudahkan pembaca menjadi keunggulan buku ini. Tanpa sadar, pembaca dibawa untuk meresapi kondisi logistik nasional. Selanjutnya dikuatkan dengan kondisi infrastruktur maritim yang memadai, seperti kapal tunda dalam menjaga kelancaran operasional pelabuhan dan Mobile Offshore Production Unit (MOPU).
 
Hal itu menjadi solusi produktivitas di sektor migas lepas pantai. Uraian teknis ini dilengkapi dengan contoh nyata operasi di Freeport Amamapare dan lapangan migas Madura-Natuna.
 
Pembahasan terakhir buku ini membedah studi kasus BUMN dan perusahaan logistik. Melalui studi kasus ini, pembaca diajak memahami kompleksitas manajemen, tata kelola dan keberlanjutan model bisnis perusahaan logistik dan transportasi milik negara. Dengan demikian, buku ini menjadi peta pemikiran strategis tentang arah pembangunan logistik maritim Indonesia di tengah perubahan global.
 
Lebih dalam, buku ini sangat menunjang pencapaian Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Sektor logistik tentunya menjadi bagian penting yang memperkuat jati diri sebagai negara maritim dalam mencapai kehidupan rakyat yang adil dan makmur. rmol news logo article             
 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA