Berdasarkan pernyataan tertulis Kim yang diterima
Kantor Berita Politik RMOL pada Senin (15/6), tersirat kekecewaan Korea Utara terhadap Korea Selatan dalam mewujudkan semua kesepakatan yang telah dibicarakan.
"Jika pihak berwenang Korea Selatan sekarang memiliki kemampuan dan keberanian untuk segera melakukan hal yang gagal mereka lakukan selama dua tahun terakhir, (lantas) mengapa hubungan Utara-Selatan masih menemui jalan buntu seperti sekarang?" ujar adik Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un tersebut.
Pernyataan Kim sendiri merujuk pada Deklarasi Panmunjom yang disepakati oleh Korea Utara dan Korea Selatan pada 2018 untuk meningkatkan hubungan kedua negara.
"Kita tidak seharusnya mendengarkan dan mempercayai basa basi yang mereka keluarkan," tegasnya.
Kekecewaan Korea Utara terhadap Korea Selatan juga diperparah dengan tindakan Seoul yang tidak tegas dalam menghadapi para pembelot dari Pyongyang.
"Mereka (Korea Selatan) selalu membuat keributan atau mengampuni dosa yang dilakukan oleh pengkhianat dan sampah manusia," ujar Kim.
Sejak akhir Mei, para pembelot diketahui melakukan aksi menyebarkan selebaran propaganda anti DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea) di perbatasan.
Aksi tersebut, dikatakan oleh Kim, sudah terang-terangan melanggar Deklarasi Panmunjom untuk menghentikan tindakan permusuhan. Sehingga Kim sendiri memperingatkan Korea Selatan untuk menghentikan tindakan para pembelot.
Sayangnya, Kim mengatakan, peringatan tersebut justru dianggap sebagai ancaman oleh Korea Selatan.
"Saya merasa ini saatnya untuk memutuskan hubungan dengan pemerintah Korea Selatan," tekan Kim.
"Dengan menggunakan kekuatan saya yang disahkan oleh Pemimpin Tertinggi, partai, dan negara, saya memberikan instruksi kepada lengan departemen yang bertanggung jawab atas urusan dengan musuh untuk secara tegas melakukan tindakan selanjutnya," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: