Pemerintah Libya Temukan Lagi Tiga Kuburan Massal Baru Di Wilayah Tarhuna

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 13 Juni 2020, 14:48 WIB
Pemerintah Libya Temukan  Lagi Tiga Kuburan Massal Baru Di Wilayah Tarhuna
penemuan kuburan massl di libya/Net
rmol news logo Pemerintah Libya mengumumkan penemuan tiga kuburan massal tambahan di wilayah Tarhuna yang pada pekan lalu berhasil dibebaskan oleh tentara dari milisi yang setia kepada Jenderal Khalifa Haftar.

Tentara Burkan Al-Gadab (Volcano of Rage) mengatakan, kuburan massal itu ditemukan di kota dimana kuburan massal lainnya  ditemukan sebelum ini.

Kementerian Kehakiman  mengumumkan area kuburan akan ditutup untuk penyelidikan forensik.

Misi Dukungan PBB di Libya (UNSMIL) didefinisikan penemuan itu sebagai kuburan massal yang menakutkan.

"UNSMIL mencatat dengan laporan-laporan horor tentang penemuan setidaknya delapan kuburan massal dalam beberapa hari terakhir, sebagian besar dari mereka di Tarhuna," cuit UNSMIL di akun twitter seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (13/6).

Lebih dari 150 mayat, termasuk wanita dan anak-anak, digali dari kuburan yang sebelumnya  merupakan benteng terakhir Haftar di Libya barat itu.

Pemerintah Libya  telah diserang oleh pasukan Haftar sejak April 2019, dengan lebih dari 1.000 orang dilaporkan tewas.

Pemerintah meluncurkan serangan yang disebut  Operation Peace Storm pada bulan Maret lalu untuk melawan serangan di ibukota. Baru-baru ini mereka berhasil mendapatkan kembali lokasi-lokasi strategis, termasuk pangkalan udara Al-Watiya dan Tarhuna.

Sebelumnya PBB melaporkan ada delapan kuburan massal yang  ditemukan di Tarhuna, wilayah yang digunakan sebagai pusat operasi dan pasokan milisi yang setia kepada Haftar.

PBB melalui juru bicara Sekretaris Jenderalnya, Stephane Dujarric menyerukan agar segera dilakukan penyelidikan atas temuan kuburan massal tersebut.

"Ini mengingatkan kita bahwa ada harga tinggi yang harus dibayar oleh warga sipil dan kebutuhan yang mendesak untuk segera menghentikan permusuhan," ujar Dujarric, seperti dikutip dari Middle East Eye. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA