Menurut laporan
Anadolu Ajansi, para pemain dan staf Super Eagles terbang ke Libya pada Minggu malam, 13 Oktober 2024. Tetapi pesawat mereka dialihkan ke Bandara Internasional Al Abraq, bukan tujuan awal mereka di Bandara Benghazi.
Selain terdampar selama 12 jam, lokasi bandara tersebut juga berjarak lebih dari 200 kilometer dan tiga setengah jam dari hotel tujuan mereka.
Salah satu pejabat Bandara Internasional Al Abraq, Celal Muhehis mengatakan bahwa tim Nigeria menolak bermain di Libya untuk memboikot kualifikasi Piala Afrika melawan Libya pada hari Selasa, 16 Oktober 2024.
"Para pemain Nigeria telah memutuskan untuk kembali ke negara asal mereka alih-alih bermain dalam pertandingan tersebut," ungkapnya.
Beberapa pemain mengaku tidak diberi makanan dan air selama terdampar di Al Abraq.
Menurut media Libya, tim nasional negara itu pernah mengalami perlakuan serupa menjelang pertandingan kualifikasi Piala Afrika di Nigeria pada 11 Oktober.
Mereka menduga apa yang dihadapi timnas Nigeria di Bandara Al Abraq kemungkinan adalah sebuah balasan.
Federasi Sepak Bola Libya (LFF) menanggapi penundaan berkepanjangan yang dialami oleh tim sepak bola Nigeria, dengan menyebut lalu lintas udara rutin dan kendala logistik sebagai penyebabnya.
"Kami dengan tegas menolak klaim apa pun yang menunjukkan adanya kecurangan atau sabotase dalam situasi ini," kata LFF.
BERITA TERKAIT: