Situasi tersebut dikatakan oleh pengamat ilmu hubungan internasional, Badrus Sholeh, menjadi kesempatan bagi ISIS untuk menebarkan pengaruh. Buruknya, pengaruh tersebut banyak disebarkan di kawasan Asia Tenggara.
"Sejak Januari, ISIS mulai mengembangkan kapasitasnya, bukan hanya di Timur Tengah dan Afrika, tapi juga Asia Tenggara," ujar Badrus dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh lembaga think tank Singapura, AI IDSC, pada Rabu (10/6).
"Mereka aktif merekrut anggota baru, melakukan latihan bersama di Sulu, Filipina, dan juga di Poso, Sulawesi," sambungnya.
Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah tersebut menjelaskan, ISIS bukan hanya memperbesar pengaruhnya, namun juga memperkuat kemampuan militer dan mengembangkan ekonomi dan komunitasnya.
"Ini (pandemik Covid-19) adalah kesempatan bagi anggota ISIS untuk lebih kuat, khususnya setelah banyak negara yang memfokuskan diri pada pandemik," papar Badrus sembari membenarkan bahwa terorisme juga menjadi pandemik dalam masyarakat dunia.
Saat pandemik Covid-19, Badrus menjelaskan, hampir semua negara di hadapkan dengan masalah ekonomi seperti meningkatnya pengangguran dan kemiskinan. Isu-isu tersebut dijadikan ISIS sebagai narasi untuk merekrut anggota.
BERITA TERKAIT: