Dulu, Arab Saudi, Mesir, dan Libya merupakan kekuatan-kekuatan Arab yang vokal untuk membela bangsa Palestina. Namun sejak Arab Spring, dikatakan oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Muti, fokus mereka beralih pada penanangan masalah di dalam negeri.
"Karena banyak negara yang gugur, jatuh dan sampai sekarang belum bangkit lagi. Mereka sibuk berusaha menyelamatkan rezim," ungkapnya dalam webinar ICC Jakarta dan IJABI pada Kamis (21/5).
Bahkan, Abdul Muti mengatakan, setidaknya dalam lima tahun terakhir, hubungan antara negara-negara tersebut dengan Israel justru semakin mesra.
"Mungkin harapan negaar-negara OKI ada pada Iran yang konsisten mendukung perjuangan bangsa Palestina dan memberikan banyak dukungan dalam berbagai macam bentuk," ujarnya.
Sementara jika dilihat, walaupun Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, namun posisi tersebut tidak memberikan perubahan yang signifikan karena resolusi untuk membantu Palestina tentu akan akan dengan veto dari lima negara anggota tetap.
"Harapan yang besar justru datang dari Uni Eropa. Menurut saya ini bisa menjadi bagian-bagian dari jalur diplomasi yang dilakukan jika pilihan perdamaian menjadi jalan keluar," papar Abdul Muti.
"Harapan lain juga bisa datang dari AS sendiri dengan Donald Trump kalah. Karena kalau kita melihat presiden dari (Partai) Demokrat akan lebih positif terhadap perjuangan bangsa Palestina," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: