Muchinguri mengatakan, wabah yang telah menginfeksi lebih dari 150 negara/wilayah itu adalah hukuman yang diberikan Tuhan kepada Amerika Serikat dan negara-negara Barat lain.
"Virus corona yang telah datang ini adalah sanksi terjadap negara-negara yang telah menjatuhkan sanksi kepada kami," ujar Muchinguri seperti dimuat
AP, Senin (16/3).
"Tuhan menghuku mereka sekarang dan mereka tinggal di dalam rumah sementara ekonomi mereka berteriak seperti apa yang mereka lakukan kepada kita dengan menjatuhkan sanksi," lanjutnya.
Pernyataan itu Muchinguri sampaikan dalam sebuah rapat umum di Chihoyi, sekitar 120 km dari ibukota Harare.
"(Presiden AS Donald) Trump harus tahu bahwa dia bukan Tuhan. Mereka harus menghadapi konsekuensi dari virus corona sehingga mereka juga merasakan sakitnya,†katanya dalam bahasa Shona.
Tak ayal, ucapan Muchinguri memicu kontroversi dan kritik besar-besaran, baik dari oposisi, organisasi kemanusiaan, mau pun warga Zimbabwe itu sendiri.
Pasalnya, meski Zimbabwe belum mencatat kasus corona, namun negara tetangganya, Afrika Selatan sudah memiliki 60 kasus.
Alhasil, Presiden Emmerson Mnangagwa kemudian langsung mengeluarkan penyataan empati terhadap negara terdampak pada Senin.
Meski tidak menyebutkan Muchinguri, namun Mnangagwa seakan memberikan klarifikasi mengenai pernyataan kontroversial dari menterinya.
"Pandemik seperti ini memiliki penjelasan ilmiah dan tidak mengenal batas, dan seperti fenomena alam lainnya tidak dapat disalahkan pada siapa pun," ujar Mnangagwa.
BERITA TERKAIT: