Nouvelles Emmanuel Faug, Clementine Ferraton, dan ketiga anak mereka naik pesawat Air Transat TS112 dari Quebec ke Paris. Ketika putri kecil mereka batuk-batuk, penumpang lain mulai merasa khawatir. Namun, pasangan itu mengatakan putri mereka telah diperiksa pagi itu oleh seorang dokter dan mengatakan dia baik-baik saja untuk terbang.
Sayangnya, pasangan itu tidak bisa menunjukkan dokumen kesehatan saat pihak maskapai menanyakannya.
Pihak maskapai pun meminta mereka untuk turun dari pesawat. Keputusan itu diambil setelah maskapai meminta saran dari Medlink, layanan yang memberikan bantuan medis dalam maskapai penerbangan.
Faug kecewa. Ia mengecam keputusan maskapai. Berulang kali ia menjelaskan kepada mereka bahwa anaknya baik-baik saja, namun manajer kabin berulang kali pula menegaskan tindakan tersebut diambil terkait tentang acaman virus corona.
"Saya pikir dari sanalah ketakutannya berasal," kata Faug.
"Aku bisa memahaminya dengan cara tertentu, tapi aku merasa itu agak berlebihan. Aku mendapat kesan aku terlempar dari pesawat," keluhnya mengutip
Business Insider, Jumat (28/2).
Juru bicara Air Transat mengatakan bahwa keputusan itu adalah protokol standar dan bukan bentuk paranoia terhadap wabah virus Corona.
"Saya tidak berpikir itu paranoia, itu menjadi perhatian publik karena wabah virus corona, sesuai protokoler standar. Kami tidak ingin penumpang kami terpapar berjam-jam dengan seseorang yang menularkan virus sehingga itulah yang biasa kami lakukan," katanya, lewat tayangan CTV News Kanada.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) telah memberikan saran kepada maskapai penerbangan pada bulan Januari lalu, terkait beberapa kebijakan yang harus dilakukan.
BERITA TERKAIT: