China: Respons AS Terhadap Wabah Corona Berlebihan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 03 Februari 2020, 17:10 WIB
China: Respons AS Terhadap Wabah Corona Berlebihan
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi/Net
rmol news logo Pemerintah China mengklaim bahwa Amerika Serikat telah merespons secara berlebihan atas wabah Novel Coronavirus (2019-nCoV) yang pada akhirnya menyebabkan kepanikan atau histeria secara masal.

Hal ini diungkapkan oleh jurubicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying pada Senin (3/2). Hua mengungkapkan, respons berlebihan dari pemerintah AS telah bertentangan dengan saran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Sebagian besar negara menghargai dan mendukung upaya China untuk memerangi virus corona baru dan kami memahami dan menghormati mereka ketika mereka mengadopsi langkah-langkah karantina saat memasuki perbatasan," kata Hua.

"Tetapi sementara itu, beberapa negara, khususnya AS, secara berlebihan bereaksi berlebihan, yang tentu bertentangan dengan saran WHO," lanjutnya seperti dimuat CNN.

Hua mengungkapkan, pemerintah AS belum memberikan bantuan secara substansial. Namun, AS adalah negara pertama yang mengevakuasi WN dan staf konsulatnya dari Wuhan. AS juga yang pertama memberlakukan pelarangan bagi pelancong China.

"Semua yang telah dilakukannya hanya dapat menciptakan dan menyebarkan ketakutan, yang merupakan contoh buruk," ujar Hua.

AS juga melakukan pembatasan yang tidak sesuai dengan saran WHO di mana AS melarang masuk warga negara asing yang melakukan perjalanan ke China selama 14 hari terakhir. Itu, katanya, telah melanggar hak-hak sipil alih-alih mengurangi risiko penyebaran virus.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS juga menyebutkan bahwa penderita flu AS dari 2019 hingga 2020 mencapai 19 juta kasus dengan menyebabkan setidaknya 10.000 kematian.

Sebaliknya, pada 2 Februari, 17.205 kasus pneumonia nCoV dikonfirmasi, 361 meninggal dan 475 disembuhkan dan dipulangkan, sementara hanya ada 11 kasus yang dikonfirmasi di AS, katanya.

"Kontrasnya memprovokasi pikiran," lanjut Hua.

Tidak berdasarnya langkah berlebihan yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump, kata Hua, juga dibuktikan oleh Kanada. Di mana Kanada enggan untuk memberlakukan pembatasan perjalanan pada warga negara China dan asing yang telah ke China.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA