Dalam sebuah pernyataan awal pekan ini, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa empat pembom, yang didukung oleh jet tempur, berpatroli di rute yang telah direncanakan sebelumnya di Laut Jepang dan Laut China Timur.
Pernyataan yang sama menyebut, dua dari pembawa rudal strategis Tu-95MS-nya telah bergabung dengan dua pembom strategis Hong-6K China pada rute yang telah direncanakan sebelumnya di perairan netral.
Mereka didukung oleh pesawat tempur dan pesawat peringatan dini dan kontrol udara A-50 dan Kongjing-2000.
"Pada satu titik, patroli itu menjadi formasi udara tunggal yang terdiri dari sederetan pesawat yang terbang dalam jarak 3-4 kilometer," kata Letnan Jenderal Sergei Kobylash dari Rusia dalam sebuah pernyataan , seperti dimuat
BBC.
Saat melakukan tugas mereka, katanya, mereka diikuti oleh pejuang asing sebanyak 11 kali.
Dia menuduh pilot Korea Selatan melakukan manuver berbahaya di sekitar pulau-pulau yang disengketakan.
Sementara itu, Korea Selatan mengatakan pesawat-pesawat Rusia dan China memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea (KADIZ) pada Selasa pagi (23/7) dan bahwa pesawat perang Rusia A-50 yang terpisah dan dua kali melanggar wilayah udaranya di dekat kepulauan itu.
Rusia membantah tuduhan itu.
BERITA TERKAIT: