Salah seorang manager di hotel Cinnamon Grand menjelaskan kepada
AFP bahwa pelaku bom bunuh diri sedang menunggu dalam antrian untuk sarapan prasmanan pada Minggu pagi sebelum meledakkan bahan peledak yang diikat di punggungnya.
Sambil membawa piring, pria itu, yang telah mendaftar di hotel malam sebelumnya, baru saja akan dilayani oleh pelayan hotel ketika dia mulai meledakkan bom di tubuhnya dan menghancurkan restoran itu.
"Ada kekacauan total," kata manajer yang enggan disebutkan namanya tersebut.
Restoran Taprobane di hotel tersebut pada saat itu tengah ramai pengunjung karena libur dan perayaan Minggu Paskah.
"Saat itu pukul 8.30 pagi dan sibuk," jelasnya.
"Dia (pelaku bom bunuh diri) naik ke puncak antrian dan memulai ledakan. Salah satu manajer kami yang menyambut tamu adalah di antara mereka yang tewas seketika," tambahnya.
Pelaku bom bunuh diri itu juga tewas seketika.
Pejabat hotel lainnya mengatakan bahwa pelaku bom bunuh diri memberikan akamat palsu saat
check-in.
Dua hotel lainnya yang menjadi lokasi serangan bom adalah hotel mewas Shangri-La dan Kingsbury. Keduanya diserang bom pada waktu yang hampir bersamaan, bersama dengan tiga gereja yang penuh dengan umat yang menghadiri kebaktian Minggu Paskah.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.