Pada pemilihan putaran kedua dan terakhir pemilu pada Minggu (2/12) kemarin, total ada enam wanita yang terpilih untuk duduk di kursi parlemen Bahrain.
Sementara itu, total kursi perwakilan di parlemen Bahrain adalah 40 kursi.
"Pemilihan 2018 bersejarah bagi Bahrain," kata Mohammed al-Sayed, juru bicara Warga untuk organisasi Bahrain.
"Kami pasti akan memiliki lebih banyak perempuan di parlemen, dan ini adalah sumber kebanggaan bagi semua orang Bahrain karena kami percaya pada kesetaraan dan peran penting yang dimainkan oleh perempuan Bahrain dalam masyarakat dan politik," lanjutnya seperti dimuat
Al Jazeera.
Jumlah perwakilan wanita di parlemen Bahrain menjadi pencapaian tersendiri. Pasalnya, dalam pemilihan pertama tahun 2002 lalu, Bahrain tidak melihat perempuan terpilih di parlemen, meskipun ada 31 kandidat perempuan.
Pemilihan berikutnya pada tahun 2006, Bahrain hanya melihat seorang perempuan terpilih, yakni Lateefa al-Gaood, yang mempertahankan kursi pada tahun 2010 dan tetap menjadi legislator wanita tunggal pada tahun tersebut.
Kemudian pada pemilu 2014, tiga wanita terpilih menjadi anggota parlemen.
Bahrain tidak memiliki sistem kuota untuk perwakilan perempuan di parlemen, dengan banyak orang Bahrain yang melihat skema seperti itu berjalan melawan konstitusi negara, yang menyatakan persamaan hak untuk semua warganya.
[mel]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: