Selandia Baru Pertimbangkan Pembatasan Perjalanan Pada Rusia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Kamis, 29 Maret 2018, 12:38 WIB
Selandia Baru Pertimbangkan Pembatasan Perjalanan Pada Rusia
Rusia/Net
rmol news logo Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan bahwa dia sedang mempertimbangkan larangan perjalanan pada beberapa warga Rusia sebagai tanggapan atas serangan zat kimia terhadap eks agen ganda Rusia di Inggris.

Selandia Baru belum bergabung dengan Amerika Serikat dan sekutu lainnya dalam gelombang pengusiran diplomat Rusia sebagai tanggapan atas serangan kimia. Namun Selandia Baru tengah mempertimbangkan langkah untuk membatasi warga  Rusia memasuki negara itu.

"Saya sekarang meminta MFAT (Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan) untuk memberi tahu saya apakah ada orang-orang yang harus menjadi subjek pengecualian visa untuk Selandia Baru juga," kata Ardern kepada Radio Selandia Baru.

Amerika Serikat mengatakan pada hari Senin akan mengusir 60 diplomat Rusia, bergabung dengan pemerintah di seluruh Eropa dalam menghukum Kremlin. Secara total, 100 diplomat Rusia telah dihapus, pengusiran Barat terbesar dari para diplomat Rusia sejak puncak Perang Dingin.

Ardern sebelumnya mengatakan bahwa tidak seperti mitra intelijen lain, tidak ada mata-mata Rusia yang hadir di kedutaan Rusia di Selandia Baru untuk dikeluarkan oleh pemerintahnya.

Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Winston Peters mengatakan kepada Parlemen pada hari Rabu bahwa sebagian besar kegiatan mata-mata Rusia di Selandia Baru terjadi dari lepas pantai. Demikian seperti dimuat Reuters. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA