Begitu kata Duta Besar Rusia Vassily Nebenzia setelah sebuah pertemuan dewan mengenai sebuah rancangan resolusi yang menuntut gencatan senjata 30 hari di Suriah di tengah kekerasan baru di wilayah Ghouta, Suriah pada Kamis (22/2).
Swedia dan Kuwait, dua anggota tidak tetap Dewan Keamanan, telah mengusulkan langkah gencatan senjata di Suriah untuk mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan dan evakuasi medis.
Pada hari Rabu, Nebenzia mengajukan amandemen rancangan resolusi tersebut.
"Kami tidak dapat dengan mudah memutuskan bahwa ada gencatan senjata," kata Nebenzia.
"Itu adalah proses yang panjang dan kompleks untuk dicapai. Penghentian tidak dapat dilakukan dengan memberi sepatah kata dalam resolusi," sambungnya seperti dimuat
Press TV.
Sebelumnya pada hari Kamis, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov menyatakan kesiapannya untuk mempertimbangkan gencatan senjata di Suriah, namun hanya jika tidak mencakup ISIS, Front al-Nusra dan kelompok teroris lainnya di Suriah.
"Sulit untuk menentang seruan untuk melakukan gencatan senjata dengan tujuan agar warga sipil mengambil nafas, untuk memasok bantuan kemanusiaan dan pengobatan dan untuk menawarkan bantuan kepada orang-orang dalam situasi yang sulit," kata Lavrov.
[mel]
BERITA TERKAIT: