Pertemuan tersebut akan menjadi kunjungan pertama seorang presiden Suriah ke Gedung Putih dalam dua dekade terakhir.
Laporan
Reuters pada Minggu, 2 November 2025, mengutip seorang pejabat pemerintahan AS yang enggan disebut namanya mengatakan pertemuan itu akan menjadi kelanjutan dari dialog awal antara Trump dan al-Sharaa yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi, pada Mei lalu.
Pertemuan di Riyadh kala itu menandai pertemuan pertama antara pemimpin kedua negara dalam 25 tahun terakhir.
Suriah kini tengah berupaya keluar dari masa isolasi internasional panjang setelah berakhirnya kekuasaan keluarga Assad yang berlangsung lebih dari setengah abad.
Menurut sumber yang sama, kunjungan al-Sharaa ke Washington juga akan mencakup penandatanganan perjanjian untuk bergabung dalam koalisi pimpinan AS melawan ISIS.
“Al-Sharaa diperkirakan akan menandatangani perjanjian untuk bergabung dengan koalisi pimpinan AS melawan ISIS dalam kunjungannya,” ungkap pejabat tersebut.
Al-Sharaa, yang pernah memiliki reputasi kontroversial dan bahkan menjadi buronan AS dengan hadiah 10 juta dolar, dikenal memiliki latar belakang sebagai mantan anggota kelompok pemberontak di Irak.
Ia sempat dipenjara oleh pasukan AS sebelum akhirnya naik ke tampuk kekuasaan di Suriah pasca runtuhnya rezim Assad.
Kunjungan ini terjadi di tengah upaya AS mendorong negara-negara Timur Tengah untuk memperkuat perdamaian pasca tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Trump disebut ingin memanfaatkan momentum tersebut untuk membangun tatanan baru yang lebih stabil di kawasan.
BERITA TERKAIT: