Mengutip laporan AFP, Pertemuan al-Sharaa dengan Presiden Donald Trump dijadwalkan berlangsung Senin mendatang, 10 November 2025 di Gedung Putih.
“Ini akan menjadi kunjungan pertama seorang presiden Suriah sejak negara itu merdeka pada 1946,” ujar seorang analis kawasan, menegaskan betapa historisnya momen ini.
Al-Sharaa, yang memimpin pasukan pemberontak menggulingkan Bashar al-Assad akhir tahun lalu, sebelumnya pernah bertemu Trump di Riyadh pada Mei. Amerika Serikat berharap kunjungan kali ini semakin memperkuat kerja sama keamanan.
“Kami berharap Presiden Sharaa menandatangani kesepakatan untuk bergabung dalam aliansi internasional melawan ISIS,” kata utusan AS untuk Suriah, Tom Barrack.
Penghapusan nama al-Sharaa dari daftar teroris disebut sudah sesuai ekspektasi. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tommy Pigott, mengatakan keputusan itu diambil setelah pemerintah baru Suriah memenuhi berbagai tuntutan Washington.
“Mereka bekerja untuk menemukan warga Amerika yang hilang serta menghilangkan sisa-sisa senjata kimia,” ujarnya.
Pigott menambahkan bahwa langkah tersebut akan memperkuat stabilitas regional.
“Ini adalah pengakuan atas kemajuan setelah berakhirnya lebih dari 50 tahun represi di bawah rezim Assad,” katanya.
Di tengah kunjungan ini, Kementerian Dalam Negeri Suriah mengumumkan operasi besar terhadap sel-sel tidur ISIS. Media resmi SANA melaporkan 61 penggerebekan dan 71 penangkapan di sejumlah wilayah, termasuk Aleppo dan Raqqa.
Sementara itu, al-Sharaa membagikan video dirinya bermain basket bersama pejabat militer AS dengan keterangan “work hard, play harder”.
BERITA TERKAIT: