Kehadirannya menandai momen bersejarah karena terakhir kali seorang kepala negara Suriah berbicara di forum tersebut adalah pada 1967, sebelum 50 tahun kekuasaan keluarga Assad.
Al-Sharaa, yang menggulingkan Bashar al-Assad lewat serangan kilat Desember lalu, kini berusaha mengembalikan Suriah ke panggung diplomasi internasional.
“Ini adalah langkah simbolis sekaligus nyata bahwa Suriah kembali ke komunitas dunia setelah puluhan tahun terisolasi,” kata seorang diplomat Arab, seperti dimuat
AFP.
Sejak berkuasa, ia berupaya menjalin kembali hubungan dengan negara-negara Arab dan Barat, meski masa lalunya sebagai pemimpin kelompok Hayat Tahrir al-Sham yang pernah dicap teroris oleh AS masih menimbulkan keraguan.
“Kami datang dengan semangat koeksistensi dan ingin membangun kembali Suriah yang inklusif,” ujar al-Sharaa pekan lalu.
Salah satu agenda utama dalam kunjungannya adalah permintaan pelonggaran sanksi yang menekan perekonomian Suriah.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah mencabut sebagian besar sanksi era Assad, namun penghapusan penuh masih terhalang Undang-Undang Perlindungan Sipil Suriah Caesar 2019 yang membutuhkan persetujuan Kongres.
BERITA TERKAIT: