Diketahui bahwa pejabat dari kedua belah pihak di perbatasan mengadakan pembicaraan pada tanggal 9 Januari lalu dan Korea Selatan berharap sebuah reuni keluarga yang dipisahkan oleh Perang Korea 1950-53 akan berlangsung bulan Februari ini. Jika terealisasi, maka reuni keluarga yang terpisah itu akan menjadi yang pertama setelah tahun 2015 lalu.
Tercatat 131.447 orang di Korea Selatan yang telah mendaftar Palang Merah Korea sejak tahun 1988 yang mengaku memiliki keluarga di Utara. Namun lebih dari 72.000 di antara kini telah meninggal dunia.
Hampir 14.000 dari mereka yang masih hidup berusia 90 tahun ke atas. Hal itu membuat mereka hampir kehabisan waktu untuk bisa bertemu kembali dengan keluarga yang dipisahkan perang.
"Saya mendaftar untuk sebuah reuni 30 tahun yang lalu tapi belum dipilih untuk terlibat," kata Nam Gyu-hyeong yang berusia 80 tahun kepada
Al Jazeera.
"Sementara saya masih ingin menjadi bagian dari sebuah reuni, saya pikir Palang Merah dan pihak berwenang seharusnya telah melakukan sesuatu sebelumnya, bagi saya, tidak banyak waktu yang tersisa Lima dari sembilan orang yang saya tinggalkan," sambungnya.
Selama perayaan Imlek akhir pekan kemarin, sejumlah lansia yang keluarganya terpisah di Korea Utara berkumpul di Imjingak Resort di Korea Selatan untuk menghormati nenek moyang mereka. Bagi mereka yang telah dipisahkan oleh Perang Korea, ini bisa menjadi saat yang menyakitkan.
Banyak yang tidak tahu apakah orang yang mereka cintai di Utara sudah mati atau masih hidup.
[mel]
BERITA TERKAIT: