Melalui pelatihan intensif di HOI Training Center Jakarta, ratusan peserta mendapatkan pengalaman langsung bekerja layaknya di studio animasi profesional. Mereka dibimbing oleh para ahli industri, mulai dari teori hingga praktik produksi animasi sesungguhnya. Gisella Ivone, Project Manager dari Dipadira Studios, menjelaskan peran penting timnya dalam mendampingi proses produksi, terutama untuk proyek animasi 'Banyu' yang dikerjakan oleh peserta kelas Advanced.
“Kami ingin peserta merasakan ritme kerja industri, lengkap dengan deadline, revisi, dan evaluasi seperti di dunia nyata,” ujarnya di acara HOI Week 2025 di Korea 360, Jakarta, dikutip Sabtu 18 Oktober 2025.
Salah satu instruktur, Muhammad Septa Varell Syahroni, menambahkan bahwa pelatihan ini bukan sekadar belajar software, tetapi membentuk pola pikir sebagai seniman. “Kami dorong peserta untuk berpikir kreatif dan kritis, bukan sekadar menjalankan perintah,” ungkapnya.
Peserta pun merasakan dampak positif program ini. Fahra Arifia, misalnya. Ia telah mengikuti pelatihan dari level dasar hingga lanjutan, mengaku awalnya hanya coba-coba. Tapi setelah ikut produksi, ia justru termotivasi untuk menciptakan IP animasinya sendiri. Sementara Dian Puspitarini dari kelas Advanced mengatakan bahwa mentor selalu memberi feedback detail membuat peserta bisa belajar dari proses produksi secara utuh.
HOI bukan sekadar pelatihan, tapi juga jembatan antara pendidikan, industri, dan diplomasi budaya. Program ini mempertemukan dua negara, dua budaya, dan banyak ide kreatif dalam satu ekosistem belajar yang kolaboratif.
“Bayangkan kalau ke depan kelas Advanced bisa mencakup bidang lain seperti VFX atau lighting. Potensi anak muda Indonesia akan semakin besar,” harap Gisella.
Melalui HOI, kerja sama budaya tak hanya menciptakan karya, tapi juga menyiapkan talenta Indonesia untuk bersaing di panggung animasi dunia - dengan tetap membawa identitas lokal sebagai kekuatan utama.
BERITA TERKAIT: