Di kamp-kamp pengungsian Bangladesh, warga Rohingya hidup dari bantuan lembaga amal internasional, salah staunya adalah Badan Kerjasama dan Koordinasi Turki (TIKA) yang berada di bawah naungan pemerintah Turki.
Lembaga ini telah mendistribusikan makanan seperti sering beras, kacang lentil, kari ayam dan kentang kepada pengungsi Rohingya di Bangladesh sejak pertengahan Spetember lalu.
Setiap hari, 2,5 ton bahan digunakan untuk memberi makan sekitar 25.000 orang Rohingya.
TIKA juga telah membagikan 10.000 selimut, memberikan perawatan medis dan membangun satu-satunya taman bermain untuk anak-anak Rohingya di kamp.
Pemerintah Turki dan Bangladesh tidak selalu menikmati hubungan yang begitu dekat. Tapi krisis Rohingya telah mengubahnya dan mempersatukan kedua negara dalam satu visi yang sama.
Awal pekan ini, Binali Yildirim, Perdana Menteri Turki, menggambarkan pembunuhan Rohingya oleh militer Myanmar sebuah "genosida".
Yildirim, yang membuat komentar pada kunjungan dua hari ke Bangladesh, membantu membagikan beberapa makanan TIKA sendiri, sementara juga meresmikan fasilitas medis di kamp pengungsi Balukhali di Cox's Bazar.
Turki juga menyumbangkan dua ambulans ke pemerintah kabupaten setempat.
TIKA adalah organisasi asing pertama yang mengirimkan bahan makanan dan obat-obatan. Pengiriman awal 1.000 ton ke zona konflik negara Rakhine di Myanmar pada tanggal 2 September.
Setelah kekerasan meletus di sana pada akhir Agustus, pemerintah Myanmar memblokir semua bantuan PBB ke daerah tersebut.
Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) dan Direktorat Urusan Agama Turki juga memberikan bantuan dan perawatan medis di kamp pengungsian Rohingya di Bangladesh. Demikian seperti dimuat
Al Jazeera.
[mel]
BERITA TERKAIT: