Rumor tersebut pertama kali dihembuskan oleh media Inggris, tabloid
Daily Mail. Media tersebut mengutip seorang sumber yang disebutnya dekat dengan kerajaan Saudi. Namun tidak ada konfirmasi lebih lanjut mengenai rumor ini dari pihak Saudi.
Disebutkan dalam media tersebut bahwa MBS yang saat ini juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan Saudi, akan menggantikan posisi sang ayah di usianya yang masih 32 tahun. Namun, Raja Salman dikabarkan akan tetap mempertahankan peran tituler sebagai tokoh utama, tapi tidak akan memimpin negara tersebut secara resmi.
Bila benar hal tersebut terjadi, langkah itu akan membuat goncangan besar di Riyadh setelah sebelumnya keluarga kerajaan tersebut telah berusaha untuk mengkonsolidasikan kekuasaan baik di dalam kerajaan maupun di kawasan tersebut dalam beberapa minggu terakhir, seperti dengan menangkap pangeran dan pejabat pemerintah senior, dan tampaknya mengukuhkan pengunduran diri perdana menteri Libanon sebagai sebuah pukulan ke Iran.
Raja Salman diketahui naik tahta pada tahun 2015 setelah kematian saudaranya Abdullah. Ia mengambil sebuah keputusan mengejutkan Juni lalu dengan menyingkirkan keponakannya, Mohammed bin Nayef dari status Ptra Mahkota dan meberikannya ke putranya, MBS.
Nama MBS sendiri mulai menjadi sorotan sejak beberapa tahun terakhir karena di usianya yang masih muda, yakni 32 tahun, ia dengan cepat menduduki sejumlah posisi strategis di Saudi. Saat ini, ia memegang jabatan sebagai Menteri Pertahanan Saudi. Ia bertanggung jawab atas perang yang dipimpin oleh Saudi di Yaman, di mana tentara telah berhadapan dengan pemberontak Houthi yang didukung Iran.
Ia juga menjalin hubungan baik dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan menantunya yang juga adalah penasihat senior Trump, Jared Kushner yang mengunjungi ibukota Saudi awal bulan ini.
MBS juga merupakan sosok yang berada di balik penangkapan baru-baru ini terhadap 11 pangeran dan sekitar 200 pejabat dan pelaku bisnis lainnya sebagai bagian dari penyelidikan korupsi. Ia juga gencar mendorong Visi Saudi 2030 untuk mengurangi ketergantungan Arab Saudi pada sektor minyak dan mendiversifikasi ekonomi Arab Saudi.
Menurut laporan
Daily Mail, pengaruh Mohammed akan mendahului dorongan militer besar-besaran oleh Arab Saudi terhadap Hizbullah di Lebanon, dengan dukungan Israel.
"Rencana MBS adalah memulai api di Lebanon, tapi dia berharap untuk mengandalkan dukungan militer Israel. Dia telah menjanjikan miliaran dolar AS untuk bantuan keuangan langsung jika mereka setuju, " begitu kaya sumber surat kabar tersebut seperti dimuat ulang
Time of Israel.
Namun dekali lagi, kabar ini belum dapat konfirmasi dari pihak manapun yang terkait.
[mel
BERITA TERKAIT: