Puncak Peringatan 20 Tahun Kembali Ke China, Hong Kong Tegang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Sabtu, 01 Juli 2017, 07:43 WIB
Puncak Peringatan 20 Tahun Kembali Ke China, Hong Kong Tegang
Xi Jinping memeriksa pasukan di Hong Kong/net
rmol news logo Ribuan polisi Hong berjaga untuk mengamankan puncak peringatan 20 tahun penyerahan Hong Kong kembali ke China dari Inggris.

Serangkaian acara mewah dipersiapkan dalam puncak peringatan hari ini. Presiden China Xi Jinping, yang telah mendarat Kamis lalu, akan bergabung dalam perayaan hari ini, termasuk dalam upacara pengibaran bendera dan sebuah pertunjukan kembang api di Victoria Harbour.

Namun, peringatan juga diwarnai demonstrasi besar aktivis pro-demokrasi maupun pro-Beijing, yang sudah berlangsung sepanjang pekan ini.

Operasi keamanan besar-besaran dilakukan. Sebagian besar wilayah kota ditutup. Demikian dilaporkan BBC.

Jumat, demonstrasi berlangsung di dekat lokasi perjamuan perayaan di mana Xi Jinping menjadi tamu kehormatan. Para demonstran berkumpul dan menyerukan "akhiri kediktatoran satu partai". Pada hari itu juga, Xi hadir dalam parade militer yang dinilai terbesar di kota tersebut sejak diserahkan ke China pada tahun 1997.

Kelompok yang disebut pro-demokrasi bentrok dengan pendukung pro-Beijing di dekat tempat tersebut. Aparat polisi memisahkan kedua belah pihak.

Di antara aktivis pro-demokrasi hadir pemimpin dari kelompok "demonstrasi payung", Joshua Wong. Ia mengatakan kepada demonstran bahwa satu-satunya orang yang bertanggung jawab atas gangguan publik adalah Xi Jinping.

Wong termasuk di antara 26 aktivis yang ditangkap pada hari Rabu lalu karena melanggar hukum gangguan publik setelah memanjat patung emas bunga bauhinia (lambang Hong Kong). Patung di depan pelabuhan kota itu merupakan hadiah dari China dan sebuah ikon yang melambangkan penyerahan daerah tersebut ke China.

Para demonstran, yang menuntut kebebasan politik yang lebih besar, juga menyerukan pembebasan tokoh oposisi China peraih Nobel yang sakit parah, Liu Xiaobo. Pada tahun 2011, pengadilan China menjatuhi Liu hukuman 11 tahun penjara karena dianggap menyulut subversi terhadap kekuasaan negara.

Ada kekhawatiran bahwa pemerintah pusat China merongrong tradisi liberal liberal Hong Kong, terlepas dari janjinya untuk memberikan otonomi tingkat tinggi berdasarkan prinsip "satu negara, dua sistem".

Pada Kamis setelah mendarat, Xi yang melakukan kunjungan kenegaraan selama 3 hari di Hong Kong, menyatakan dalam pidatonya bahwa Hong Kong akan selalu ada di hatinya.

Ia juga berjanji bahwa pemerintah pusat Beijing akan menjadi pendukung utama bagi Hong Kong, terutama dalam perkembangan ekonomi. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA