Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan di halaman Facebook-nya bahwa mereka memeriksa informasi soal kemungkinan Baghdadi tewas dalam serangan di pinggiran Raqqa, Suriah. Serangan diluncurkan setelah Rusia menerima informasi tentang pertemuan para pemimpin ISIS.
"Pada tanggal 28 Mei, setelah pesawat tak berawak digunakan untuk mengkonfirmasi informasi mengenai tempat dan waktu pertemuan para pemimpin Islamic State, antara pukul 00:35 dan 00:45, angkatan udara Rusia melancarkan serangan ke titik komando di mana para pemimpin berada," kata pernyataan tersebut.
"Menurut informasi melalui berbagai saluran, juga hadir dalam pertemuan tersebut adalah pemimpin negara Islam, Abu Bakr al-Baghdadi, yang berhasil dieliminasi," tambah kementerian tersebut.
Jika laporan tersebut terbukti benar, itu akan menjadi salah satu pukulan terbesar bagi ISIS yang berusaha mempertahankan sisa wilayah yang mereka kuasai dari serangkaian kekuatan regional dan global, baik di Suriah maupun Irak.
Namun, klaim itu ditanggapi remeh oleh pihak Amerika Serikat. Dengan tidak adanya konfirmasi independen, beberapa pejabat AS mengaku skeptis terhadap laporan tersebut. Beberapa pejabat keamanan Irak juga mengatakan bahwa pihaknya meragukan informasi itu.
Dikutip dari
Reuters, jurubicara Pentagon, Jeff Davis, mengatakan, lembaganya tidak memiliki informasi untuk menguatkan laporan dari Rusia tersebut.
Pejabat senior di pemerintahan Donald Trump mencatat "sejumlah kelemahan" dalam laporan tersebut, yang memberi alasan kepada AS untuk mempertanyakan keakuratannya.
"Beberapa dari kelemahan tersebut menunjukkan bahwa ini terjadi pada akhir Mei dan ada lebih dari 300 tentara yang tewas dalam serangan tersebut," kata pejabat tersebut.
"Kematiannya telah sering dilaporkan, sehingga Anda harus berhati-hati untuk sampai pada sebuah pernyataan yang formal muncul dari ISIS," imbuh seorang pejabat keamanan Eropa.
Seorang kolonel dinas keamanan nasional Irak mengatakan kepada Reuters bahwa Baghdadi tidak berada di Raqqa pada saat serangan tersebut dilakukan pada akhir Mei.
"Salah satu pembantu Baghdadi mungkin terbunuh," kata kolonel tersebut.
Dia mengatakan bahwa Baghdadi beroperasi dengan hati-hati di daerah perbatasan antara Irak dan Suriah, hanya dengan beberapa pembantu terdekatnya, dan menghindari penggunaan peralatan telekomunikasi untuk menghindari pengawasan.
Pejabat intelijen Irak lainnya mengatakan bahwa Rusia tidak memiliki informasi apapun terhadap pihak berwenang Irak untuk mengindikasikan Baghdadi terbunuh. Irak memeriksa laporan tersebut dan akan mengumumkan kematiannya jika mendapat "konfirmasi akurat".
Hoshiyar Zebari, mantan menteri luar negeri Irak yang telah lama menjabat dan sekarang menjadi penasihat senior pemerintah daerah otonomi Kurdi, juga mengatakan bahwa tidak ada konfirmasi kematian Baghdadi.
Pernyataan dari Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan, serangan 28 Mei diyakini telah membunuh beberapa pemimpin senior kelompok tersebut, dan juga sekitar 30 komandan lapangan dan sampai 300 penjaga pribadi mereka.
Para pemimpin ISIS saat itu berkumpul di pusat komando, di pinggir selatan Raqqa, untuk membahas rute yang mungkin bagi mundurnya militan dari kota tersebut.
Militer Rusia mengatakan bahwa pihak AS sudah diberitahu sebelumnya tentang tempat dan waktu serangan udara tersebut.
[ald]
BERITA TERKAIT: