Teguh Santosa: Gabung Uni Afrika, Maroko Makin Leluasa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Kamis, 21 Juli 2016, 16:07 WIB
Teguh Santosa: Gabung Uni Afrika, Maroko Makin Leluasa
teguh santosa/rmol
rmol news logo Keputusan Maroko untuk kembali bergabung dengan Uni Afrika dinilai mampu memperkuat peran negara itu dalam proses pembangunan, keamanan dan perdamaian di Afrika.

"Keinginan Maroko bergabung dengan Uni Afrika seperti yang disampaikan Raja Muhammad VI dalam KTT ke-27 Uni Afrika merupakan kabar gembira bagi Afrika," ujar Presiden Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Maroko yang juga merupakan Koordinator Solidaritas Indonesia untuk Sahara Teguh Santosa dalam keterangan yang diterima redaksi.

Kendati selama ini merupakan satu-satunya negara Afrika yang bukan anggota Uni Afrika, namun Maroko memiliki kontribusi yang tidak kecil baik secara ekonomi maupun politik di benua tersebut.

Kata Teguh, Maroko merupakan salah satu negara Afrika yang berhasil mengelola demokrasi dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berarti.

"Maroko akan semakin leluasa memainkan peranan positif mereka selama ini, terutama dalam hal menjawab berbagai isu mutakhir di Afrika, seperti terorisme, penyelundupan. kemiskinan dan imigran gelap," kata Teguh yang juga dosen hubungan internasional di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan London School of Public Relations (LSPR) Jakarta.

Untuk diketahui, pada tahun 1984 Maroko memilik keluar dari Organisasi Persatuan Afrika (OAU), nama lama Uni Afrika. Keputusan keluar dari OAU itu sebagai bentuk protes karena Uni Afrika menerima Republik Demokratik Arab Sahrawi yang didirikan kelompok separatis Polisario yang didukung Aljazair.

Maroko merupakan salah satu negara yang ikut membidani kelahiran UA pada awal era 1960an. Pada masa itu bersama beberapa negara, Aljazair, Mesir, Guinea, Ghana, Libya dan Mali, Maroko mendirikan Grup Kasablanka. Di sisi lain, Liberia, Nigeria, Sebegal, Kamerun dan beberapa negara bekas jajahan Prancis membentuk Grup Monrovia.

Pada tahun 1963, dalam pertemuan di Addis Ababa, Ethiopia, kedua grup ini sepakat untuk bergabung dan mendirikan OAU. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA