Konflik suku, kurangnya sumber daya ekonomi, perselisihan antar etnis, dan lambatnya pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur merupakan kesulitan utama yang dihadapi Sudan Selatan.
"Setelah dua tahun kemerdekaan Sudan Selatan, tidak ada hal penting yang terwujud," David John, seorang aktivis politik Sudan Selatan, mengatakan, seperti dikutip dari
People's Daily Online (Minggu, 14/7).
"Buta huruf, kemiskinan, dan konflik suku yang telah merenggut ribuan nyawa telah menjadi hal yang biasa. Tingkat korupsi yang tinggi, infrastruktur yang hancur, ekonomi runtuh, dan negara sipil belum tercapai. Singkatnya, tidak ada yang berubah," katanya.
Sudan Selatan secara resmi dinyatakan merdeka pada tanggal 9 Juli 2011, menyusul referendum dimana sekitar 99 persen dari penduduk selatan sepakat untuk memisahkan diri dari Sudan.
[wid]
BERITA TERKAIT: