Australia tengah berjuang menjinakkan si jago merah yang mengamuk di kawasan tenggara. Petugas pemadam kebakaran harus bekerja keras memadamkan api di lebih dari 131 titik api yang bakal mengancam permukiman padat ketika gelombang panas dan angin kencang meningkat.
Mereka berharap dapat meÂminimalisir korban benÂcana keÂbakaran ini. Warga telah dievaÂkuasi di kawasan tenggara di saat suhu mencapai 45 derajat CelÂcius, serta kecepatan angin menÂcapau 80 km/jam.
Biro Meteorologi Australia mencatat, kondisi ini adalah hari terpanas yang pernah tercatat daÂlam sejarah klimatologi negara itu. Ini adalah pertama kalinya di Australia suhu mencapai lebih dari 39 Celcius dalam lima hari berturut turut.
Suhu udara akan bertahan di level itu dalam beberapa hari menÂdatang. Lebih dari 90 titik api dipicu hawa panas mulai menÂjalar di berbagai kawasan negara bagian itu. Untuk mengÂhinÂdari kemungkinan kebakaran, peÂmeÂrintah setempat mengeÂluarkan larangan menyalakan api di New South Wales.
Perdana Menteri negara bagiÂan New South Wales Barry O’Farrell meÂngatakan, warganya akan mengÂhadapi bencana keÂbaÂkaran terÂburuk yang pernah meÂreka alami. “Untuk ketiga kaliÂnya, kami akan menghadapi suhu udara terpanas sepanjang sejarah, yaitu 43 derajat CelÂcius,†ujar O’Farrell.
Titik api sudah makin meluas di seputar Australia, menjalar di negara bagian Victoria dan seÂpuÂtar Sydney serta Parlemen AusÂtraÂlia di Canberra. Tasmania, negara bagian terkecil AustraÂlia bahkan menjadi wilaÂyah deÂngan kerusakan terparah.
Ada delapan wilayah di AusÂtralia yang tercatat mengalami suÂhu tertinggi hingga di atas 40 Celcius. Di antaranya Australia Selatan, VicÂtoÂria dan New South Wales
Selain bahaya kebakaran huÂtan, jumlah warga yang harus dirawat akibat kepanasan juga teÂrus bertambah, khususnya lansia.
“Gelombang panas di AusÂtraÂlia akan menelan banyak korÂban jika dibandingkan benÂcana lain. SeÂmua orang teranÂcam baÂhaya deÂhidrasi dan terÂkena heat stroÂke. Baik itu para lansia atau anak-anak,†jelas Loughnan salah satu petugas rumah sakit New South Wales.
Tidak ada korban tewas yang dilaÂporkan dalam bencana kebaÂkaran ini, meskipun para pejabat di TasÂmania masih berusaha untuk meÂnemukan sekitar 100 warga yang hilang sejak api merobek kota kecil Dunalley, timur ibuÂkota neÂgara bagian Hobart dan mengÂhanÂcurkan sekitar 90 ruÂmah, peÂkan lalu.
Kebakaran hutan sudah meÂlalap sekitar 20 ribu hektar hutan dan perkebunan di sepanjang seÂlatan Tasmania sejak Jumat pekan lalu (4/1). Sementara itu, di wiÂlayah terpadat di Australia, New South Wales, api sudah menjalar hingga 26 ribu hektar lahan.
Perdana Menteri Julia Gillard telah bertemu dengan pejabat-pejabat Dinas Pemadam KebaÂkaran Tasmania yang sedang berjuang mengatasi kebakaran hutan di Tasmania. “Ini adalah benÂcana. Saya haÂrap Anda seÂmua bersiap dan berÂsiaga selaÂlu,†kata Gillard di Hobart.
Lantaran cuaca panas itu, Gillard mencanangkan pembeÂranÂtasan kebakaran semak-seÂmak. “SeÂmua warga Australia harus memÂbantu memerangi keÂbakaran tersebut,â€katanya.
Kebakaran umum terjadi selaÂma musim panas di Australia. FeÂbruari 2009 ratusan kebakaran di Victoria menewaskan 173 orang. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: