Terpanggang Hawa Panas, Australia Berjuang Hadapi Ratusan Kebakaran

Rabu, 09 Januari 2013, 09:35 WIB
Terpanggang Hawa Panas, Australia Berjuang Hadapi Ratusan Kebakaran
ilustrasi, kebakaran

rmol news logo Australia tengah berjuang menjinakkan si jago merah yang mengamuk di kawasan tenggara. Petugas pemadam kebakaran harus bekerja keras memadamkan api di lebih dari 131 titik api yang bakal mengancam permukiman padat ketika gelombang panas dan angin kencang meningkat.

Mereka berharap dapat me­minimalisir korban ben­cana ke­bakaran ini. Warga telah dieva­kuasi di kawasan tenggara di saat suhu mencapai 45 derajat Cel­cius, serta kecepatan angin men­capau 80 km/jam.

 Biro Meteorologi Australia mencatat, kondisi ini adalah hari terpanas yang pernah tercatat da­lam sejarah klimatologi negara itu. Ini adalah pertama kalinya di Australia suhu mencapai lebih dari 39 Celcius dalam lima hari berturut turut.

Suhu udara akan bertahan di level itu dalam beberapa hari men­datang. Lebih dari 90 titik api dipicu hawa panas mulai men­jalar di berbagai kawasan negara bagian itu. Untuk meng­hin­dari kemungkinan kebakaran, pe­me­rintah setempat menge­luarkan larangan menyalakan api di New South Wales.

Perdana Menteri negara bagi­an New South Wales Barry O’Farrell me­ngatakan, warganya akan meng­hadapi bencana ke­ba­karan ter­buruk yang pernah me­reka alami. “Untuk ketiga kali­nya, kami akan menghadapi suhu udara terpanas sepanjang sejarah, yaitu 43 derajat Cel­cius,” ujar O’Farrell.

Titik api sudah makin meluas di seputar Australia, menjalar di negara bagian Victoria dan se­pu­tar Sydney serta Parlemen Aus­tra­lia di Canberra. Tasmania, negara bagian terkecil Austra­lia bahkan menjadi wila­yah de­ngan kerusakan terparah.

Ada delapan wilayah di Aus­tralia yang tercatat mengalami su­hu tertinggi hingga di atas 40 Celcius. Di antaranya Australia Selatan, Vic­to­ria dan New South Wales

Selain bahaya kebakaran hu­tan, jumlah warga yang harus dirawat akibat kepanasan juga te­rus bertambah, khususnya lansia.

“Gelombang panas di Aus­tra­lia akan menelan banyak kor­ban jika dibandingkan ben­cana lain. Se­mua orang teran­cam ba­haya de­hidrasi dan ter­kena heat stro­ke. Baik itu para lansia atau anak-anak,” jelas Loughnan salah satu petugas rumah sakit New South Wales.

Tidak ada korban tewas yang dila­porkan dalam bencana keba­karan ini, meskipun para pejabat di Tas­mania masih berusaha untuk me­nemukan sekitar 100 warga yang hilang sejak api merobek kota kecil Dunalley, timur ibu­kota ne­gara bagian Hobart dan meng­han­curkan sekitar 90 ru­mah, pe­kan lalu.

Kebakaran hutan sudah me­lalap sekitar 20 ribu hektar hutan dan perkebunan di sepanjang se­latan Tasmania sejak Jumat pekan lalu (4/1). Sementara itu, di wi­layah terpadat di Australia, New South Wales, api sudah menjalar hingga 26 ribu hektar lahan.

Perdana Menteri Julia Gillard telah bertemu dengan pejabat-pejabat Dinas Pemadam Keba­karan Tasmania yang sedang berjuang mengatasi kebakaran hutan di Tasmania. “Ini adalah ben­cana. Saya ha­rap Anda se­mua bersiap dan ber­siaga sela­lu,” kata Gillard di Hobart.

Lantaran cuaca panas itu, Gillard mencanangkan pembe­ran­tasan kebakaran semak-se­mak. “Se­mua warga Australia harus mem­bantu memerangi ke­bakaran tersebut,”katanya.

Kebakaran umum terjadi sela­ma musim panas di Australia. Fe­bruari 2009 ratusan kebakaran di Victoria menewaskan 173 orang.  [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA