Presiden Mohamed Ould Abdel Aziz adalah korban salah tembak yang dilakukan oleh tentaranya sendiri pada 13 Oktober lalu. Peristiwa itu terjadi saat Presiden Abdel Aziz meninggalkan Ibukota Mauritania, Nouakchott, dengan mengendarai mobil pribadinya tanpa melibatkan pasukan pengawal kepresidenan.
Saat kembali ke Nouakchott, ia tidak berhenti di sebuah pos pemeriksaan di pinggiran ibukota. Hal ini mengakibatkan seorang tentara yang berjaga di pos pemeriksaan itu merespon dengan melepaskan tembakan yang mengenai perutnya.
Sebagaimana dilansir
al Jazeera (Minggu, 25/11), sebelum kembali ke Mauritania, Abdel Aziz mengundang wartawan untuk mengadakan konferensi pers di kamar rumah sakit, tempat ia dirawat, untuk menunjukkan kepada negara bahwa ia telah sadar dan mampu beraktifitas seperti sediakala lagi.
Keabsenannya selama beberapa minggu tersebut memunculkan protes dari pihak oposisi yang mempertanyakan kemampuan presiden dalam memimpin negara.
Pun demikian, setibanya di bandara Nouakchott presiden berusia 55 tahun itu tetap mendapat sambutan hangat dari ribuan warga Mauritania yang berjajar di bandara. Sang presiden kemudian menaiki mobil yang tak beratap dan melambaikan tangan pada warganya sebagai tanda menyapa mereka.
[ian]
BERITA TERKAIT: