Menurut laporan pihak berwenang pada Senin (6/3), dua petugas penjara tewas selama aksi pembobolan yang terjadi di malam hari, pada Minggu (5/3).
Setelah kejadian tersebut, Kementerian Dalam Negeri Mauritania dalam sebuah pernyataan mengatakan telah mengerahkan pasukan untuk mengamankan penjara dan dan mencari para teroris.
"Garda Nasional telah memperketat kontrolnya atas penjara dan segera mulai melacak para buronan untuk menangkap mereka secepat mungkin," bunyi pernyataan itu, seperti dimuat
AFP.
Seorang pejabat militer yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkap dua tahanan yang melarikan diri telah dijatuhi hukuman mati, sementara dua lainnya sedang menunggu persidangan karena menjadi anggota organisasi teroris.
Sejak 2011, Mauritania tidak mencatat adanya serangan jihadis, meskipun negara itu berbatasan dengan Mali yang dikenal sebagai sarang teroris.
Mauritania berupaya menekan angka kekerasan jihadis dengan meminta cendekiawan Muslim membimbing mereka untuk bertobat.
BERITA TERKAIT: