“Melihat beberapa hal yang teÂlah dilakukan untuk mengÂganggu privasi orang, terutama pada saat mereka mengalami kesedihan dan stres dalam keÂhidupan keluÂarÂganya, saya benar-benar jijik meÂlihatnya,†kata Gillard di haÂdapan anggota klub wartawan Australia, kemarin.
“Kami akan melakukan diskuÂsi di kalangan anggota parlemen tentang ini, tentang
review terÂbaik dan bagaimana berurusan dengan semua ini,†katanya.
Partai yang paling berpenÂgaruh di Australia Green Party (Partai Hijau), yang mengontrol keseimÂbangan kekuasaan Senat, telah meminta pemerintah untuk meÂnyelidiki perusahaan MurÂdoch di Australia.
Perusahaan News Corp milik Murdoch, pria kelahiran AusÂtraÂlia, telah diguncang serangkaian skandal dugaan wartawan dan
inÂvestigator freelance mereka, yang bekerja untuk tabloid
News of The World, terkait penyadapan telepon ribuan orang, termasuk Pangeran Harry dan bekas PM Gordon Brown. Tuduhan itu juga terÂmasuk meÂnyuap polisi untuk informasi.
Rencana Murdoch untuk meÂlaÂkukan ekspansi besar bagi keÂraÂjaan medianya, berantakan keÂtika kasus penyadapan telepon mencuat. Dia dipaksa memÂbaÂtalkan pembelian
BSkyB, televisi satelit terbesar Inggris. Semula Murdoch menaÂwar
BSkyB senilai 10 miliar pounds (atau sekitar Rp 138 triliun).
CEO News Corp di Australia John Hartigan mengatakan, upaÂya untuk menghubungkan peÂrilaku perusahaan media Inggris dan Australia adalah salah.
Kejutan dari skandal tersebut menyebar ke seluruh dunia. BebÂeÂrapa anggota parlemen AS meÂminÂta penyelidikan untuk melihat apaÂkah Murdoch telah meÂlanggar huÂkum AS.
[rm]
BERITA TERKAIT: