Green laundry buatan kelompok nelayan Dumai ini dibuat menggunakan produk sabun alami berbahan dasar rumput teki.
Green laundry bukan sekadar usaha cuci pakaian, melainkan simbol perubahan cara pandang masyarakat pesisir untuk tetap berdaya, mandiri, dan peduli lingkungan.
Melalui pendampingan Pertamina, usaha
green laundry meningkat pesat hingga omzet Rp8-9 juta per bulan dari yang awalnya hanya Rp200 ribu per bulan.
“
Green laundry ini membuktikan nelayan pesisir bisa beradaptasi dan mandiri melalui usaha baru," kata Area Manager Communication, Relations, & CSR Kilang Dumai, Agustiawan, Minggu, 31 Agustus 2025.
Agustiawan menegaskan, PT KPI Unit Dumai berkomitmen mendampingi masyarakat untuk menemukan peluang ekonomi alternatif sehingga tetap berdaya meski tantangan di laut semakin besar.
Keberhasilan program
green laundry juga menjadi bukti nyata program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina menghadirkan solusi jangka panjang.
Semangat gotong royong yang ditunjukkan para nelayan dalam mengelola
green laundry juga menjadi inspirasi masyarakat lain.
“Keberhasilan ini menunjukkan bahwa dengan kemauan belajar dan pendampingan yang tepat, usaha baru yang berkelanjutan bisa lahir dari kelompok masyarakat manapun,” lanjutnya.
Melalui program TJSL, Kilang Dumai merangkul penalayan setempat, Risman sebagai motor penggerak menjalankan bisnis
green laundry dengan nama ‘Bertuah Laundry’ bersama sembilan nelayan lainnya di Kota Dumai.
“Kami awalnya mengajukan proposal usaha ternak lele, namun usaha ini dinilai kurang potensial. Kami kemudian mendapat masukan untuk mencoba terobosan berbeda, yaitu
laundry yang kemudian dikembangkan menjadi
laundry ramah lingkungan,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: