Stok Telur Aman hingga Lebaran 2026, Pemerintah Jaga Kestabilan Harga Rp30.000 per Kg

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 27 Desember 2025, 13:12 WIB
Stok Telur Aman hingga Lebaran 2026, Pemerintah Jaga Kestabilan Harga Rp30.000 per Kg
Telur ayam di sebuah supermarket (RMOL/Reni Erina)
rmol news logo Di tengah keriuhan momentum hari besar, Badan Pangan Nasional (Bapanas) membawa kabar baik mengenai ketahanan pangan nasional. 

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, memastikan bahwa pasokan telur ayam ras berada pada level yang aman. 

Kepastian ini lahir dari catatan produksi dalam negeri yang secara konsisten mampu melampaui angka konsumsi masyarakat. Bahkan, menurut Gusti Ketut Astawa, persediaan telur ayan diproyeksikan melimpah hingga menyambut Lebaran 2026. 

Ia juga memaparkan bahwa lonjakan permintaan yang terjadi akhir-akhir ini lebih dipicu oleh perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 dibandingkan faktor lain. 

Ia pun menepis anggapan bahwa implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) sempat menyebabkan fluktuasi harga telur. 

“Ada pengaruhnya tapi sedikit. Saat ini Nataru, demand-nya naik,” jelasnya, di Jakarta, Jumat 26 Desember 2025. 

Ia mengungkapkan bahwa daya serap program MBG saat ini masih tergolong kecil dibandingkan total produksi yang ada.

“Stok telur kita secara nasional banyak. Intinya sangat memenuhi kebutuhan nasional. Lewat Ramadhan juga aman. Surplus kita,” ujarnya. 

Berdasarkan Proyeksi Neraca Pangan Nasional, komitmen pemerintah untuk mengandalkan peternak domestik tetap menjadi prioritas. Dari total estimasi konsumsi telur sepanjang 2025 yang mencapai 6,487 juta ton, porsi untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) MBG hanya berada di angka 1,96 persen atau sekitar 127,3 ribu ton. 

Angka ini masih sangat terkaver oleh proyeksi produksi nasional yang mencapai 6,561 juta ton.

Kesiapan pemerintah semakin terlihat dari proyeksi stok akhir tahun 2025 yang diperkirakan menyentuh 74,5 ribu ton. Jumlah ini melonjak drastis sebesar 154,2 persen dibandingkan posisi stok pada akhir 2024, yang menjadi modal kuat untuk menjaga stabilitas di awal tahun 2026.

Dari sisi harga, Bapanas berupaya menjaga agar telur tetap terjangkau di kisaran Harga Acuan Penjualan (HAP) sebesar Rp30.000 per kilogram. Sinergi dengan para peternak pun diperkuat untuk memastikan keseimbangan harga dari hulu hingga ke tangan konsumen.

“Peternak berkomitmen di kisaran Rp22.000 sampai Rp25.000 di tingkat produsen, pedagang mestinya masih bisa menjual di Rp30.000,” tutur Ketut menjelaskan skema harga yang ideal.

Data terbaru menunjukkan tren harga mulai melandai. Per 24 Desember 2025, rata-rata harga nasional berada di Rp31.595 per kilogram, mulai menunjukkan penurunan tipis dari pekan sebelumnya. Bahkan di Bali, harga tercatat jauh lebih rendah, yakni Rp27.635 per kilogram.

Menutup tahun 2025, Kepala Bapanas Andi Amran Sulaiman memberikan instruksi tegas agar seluruh jajaran tetap waspada. Meski stok melimpah, pengawalan terhadap distribusi dan stabilitas harga tidak boleh kendor demi memastikan masyarakat mendapatkan protein hewani dengan harga yang adil. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA