Direktur TBS Energi Utama Juli Oktarina menjelaskan, alokasi capex tersebut akan dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan masing-masing proyek, baik melalui pertumbuhan organik maupun anorganik.
“Pendanaan akan berasal dari kombinasi dana internal, pembiayaan eksternal, dan potensi kemitraan strategis dengan mitra global,” ujarnya dalam acara TBS Redefine di Jakarta, Rabu 12 November 2025.
Langkah agresif ini merupakan bagian dari strategi perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan ini untuk bertransformasi dari bisnis batu bara menuju energi bersih. Juli menegaskan, aktivitas tambang batu bara perusahaan akan memasuki tahap penutupan bertahap dalam 1-2 tahun ke depan, seiring berkurangnya cadangan.
“Kami memastikan proses transisi dilakukan secara bertanggung jawab, termasuk penutupan tambang dan reklamasi sesuai aturan,” kata Juli.
Presiden Direktur & CEO TBS Energi Utama Dicky Yordan menambahkan, perusahaan menargetkan porsi pendapatan dari bisnis batu bara akan terus turun dan digantikan sepenuhnya oleh lini energi bersih dalam beberapa tahun mendatang.
“Visi kami jelas: mendukung agenda pemerintah menuju net zero emission 2060 melalui inovasi energi baru terbarukan, pengelolaan limbah, dan kendaraan listrik,” ujar Dicky.
Dengan strategi capex besar ini, TBS Energi Utama menegaskan posisinya sebagai salah satu emiten energi yang serius melakukan transisi hijau, tanpa mengorbankan kinerja keuangan maupun kepercayaan investor.
BERITA TERKAIT: