Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik tipis 0,05 persen ke level 99,50 pada penutupan perdagangan Rabu 12 November 2025. Sementara euro menguat 0,04 persen terhada Dolar AS ke posisi 1,1585 Dolar AS, didukung optimisme pemulihan aktivitas ekonomi di kawasan Eropa.
Pergerakan Dolar dipengaruhi antisipasi terhadap rilis data ketenagakerjaan dan inflasi yang sempat tertunda akibat penutupan pemerintahan terpanjang dalam sejarah AS. Meski demikian, Gedung Putih memperingatkan sebagian data Oktober mungkin tak akan dipublikasikan.
Di Asia, Yen Jepang melemah 0,33 persen ke 154,66 per Dolar AS, level terendah sejak Februari, setelah pemerintah Jepang meminta Bank of Japan menunda kenaikan suku bunga. Pelemahan Yen menimbulkan tekanan tambahan pada greenback, yang sempat menembus 155 Yen.
Analis UniCredit, Roberto Mialich, menyebut level 155 Yen sebagai “batas psikologis” bagi pasangan Dolar AS/Yen Jepang.
Pasar juga mencermati kebijakan The Fed, dengan peluang pemangkasan suku bunga Desember sekitar 64 persen, meski Ketua Fed Jerome Powell menegaskan keputusan belum pasti karena inflasi masih relatif tinggi.
Mata uang lain menunjukkan pergerakan terbatas. Poundsterling melemah 0,15 persen ke 1,313 Dolar AS. Dolar Australia menguat 0,25 persen 0,6541 Dolar AS, seiring ekspektasi bank sentral mempertahankan sikap ketat terhadap inflasi.
BERITA TERKAIT: