Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud memaparkan, konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama perekonomian nasional.
Komponen ini tumbuh 4,89 persen secara tahunan dengan peran mencapai lebih dari separuh total PDB.
"Pada kuartal III 2025, seluruh komponen mengalami pertumbuhan positif. Komponen pengeluaran yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB adalah konsumsi rumah tangga dengan kontribusi sebesar 53,14 persen," kata Edy dalam konferensi pers di Jakarta, pada Rabu, 5 November 2025.
"Komponen ini (rumah tangga) tumbuh sebesar 4,89 persen yang menunjukkan masih terjaganya tingkat konsumsi masyarakat," sambungnya.
Selain konsumsi, pemulihan investasi juga disebut memberi dorongan. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mencatat kontribusi 29,09 persen dengan pertumbuhan 5,04 persen yoy.
Menurut Edy, jika digabungkan, konsumsi rumah tangga dan PMTB menyumbang 82,23 persen terhadap PDB kuartal III 2025. Secara nominal, PDB atas dasar harga berlaku tercatat Rp6.060 triliun, sementara atas dasar harga konstan senilai Rp3.444,8 triliun.
Komponen lain juga berkontribusi positif, yakni ekspor dengan porsi 23,64 persen, konsumsi pemerintah 7,17 persen, serta konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) sebesar 1,29 persen.
Dari sisi sumber pertumbuhan ekonomi, konsumsi rumah tangga tercatat paling besar yakni 2,54 persen. Diikuti net ekspor 2,15 persen dan PMTB sebesar 1,59 persen.
Sementara dari sisi lapangan usaha, industri pengolahan menjadi penopang tertinggi dengan kontribusi 1,13 persen. Kemudian disusul perdagangan 0,72 persen, informasi dan komunikasi 0,63 persen, serta sektor pertanian yang menyumbang 0,61 persen.
BPS juga mencatat seluruh wilayah Indonesia mencatatkan pertumbuhan positif. Bahkan Jawa dan Sulawesi melampaui capaian nasional. Pertumbuhan ekonomi Sulawesi tercatat paling tinggi mencapai 5,84 persen, sementara Jawa tumbuh 5,17 persen.
"Secara spasial, ekonomi tetap tumbuh di seluruh wilayah Indonesia. Untuk wilayah Sulawesi menunjukkan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada kuartal III 2025 dibandingkan dengan kuartal III 2024," tandas Edy.
BERITA TERKAIT: