Dikutip dari
Reuters, harga minyak mentah Brent berjangka ditutup turun 5 sen atau 0,1 persen menjadi 65,94 Dolar AS per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 29 sen atau 0,5 persen ke level 61,50 Dolar AS per barel.
Kedua acuan harga sempat menguat di awal perdagangan, melanjutkan lonjakan lebih dari 5 persen sehari sebelumnya setelah pengumuman sanksi. Namun, harga berbalik melemah menjelang penutupan sesi. Meski begitu, sepanjang pekan ini minyak Brent dan WTI masih mencatat kenaikan lebih dari 7 persen, menjadi pekan terbaik sejak pertengahan Juni.
“Ada keraguan baru apakah sanksi ini benar-benar akan sekeras yang dijanjikan,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC.
Trump sebelumnya mengumumkan sanksi terhadap dua perusahaan energi terbesar Rusia, Rosneft dan Lukoil, untuk menekan Presiden Vladimir Putin agar mengakhiri invasi ke Ukraina. Kedua perusahaan tersebut menyumbang lebih dari 5 persen produksi minyak dunia. Rusia sendiri merupakan produsen minyak terbesar kedua setelah Amerika Serikat pada 2024.
Sanksi baru ini juga membuat perusahaan minyak milik negara Tiongkok menunda pembelian minyak Rusia, sementara kilang-kilang di India -- pembeli terbesar minyak Rusia melalui jalur laut -- berencana memangkas impor secara signifikan.
“Aliran minyak ke India berisiko besar,” kata Janiv Shah, Wakil Presiden Analisis Pasar Minyak di Rystad Energy. “Bagi kilang Tiongkok, dampaknya akan lebih kecil karena mereka memiliki pasokan yang lebih beragam dan cadangan minyak yang cukup," lanjutnya.
BERITA TERKAIT: