Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, menyebut Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, dan BSI telah menyerap sebagian besar dana tersebut.
“Ini perkembangannya cukup menarik, rata-rata sudah cukup tinggi. Mandiri sudah menggunakan 74 persen, BRI 62 persen, BNI 50 persen, BTN 19 persen, dan BSI 55 persen,” ujar Febrio di kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Jakarta, pada Kamis, 9 Oktober 2025.
Ia menjelaskan bahwa kebijakan ini tidak sekadar memindahkan dana pemerintah, tetapi juga memberikan akses bunga lebih murah bagi bank, sehingga mendorong percepatan penyaluran ke sektor riil.
“Bunganya lebih murah, sehingga mereka tentu akan memprioritaskan menggunakan uang ini untuk disalurkan ke sektor riil. Ini yang kita harapkan terjadi. Bahkan sudah ada permintaan dari beberapa bank lain untuk mendapatkan juga penempatan cash dari pemerintah,” katanya.
Menurut Febrio, langkah tersebut terbukti efektif dan berpotensi mempercepat pertumbuhan kredit nasional menjelang akhir tahun.
“Kebijakan yang kelihatannya simpel, hanya memindahkan cash, tetapi dampaknya bagi pertumbuhan kredit kita harapkan di akhir tahun bisa menuju ke 10 persen. Sehingga itu akan cukup real nanti di kredit modal kerja, konsumsi, investasi, dan berdampak langsung pada kinerja PDB kita di kuartal IV,” jelasnya.
Febrio optimis, kombinasi kebijakan fiskal dan moneter yang terarah akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga mencapai 5,5 persen pada kuartal IV tahun ini.
BERITA TERKAIT: