CEO Tether, Paolo Ardoino, mengatakan perusahaan sedang menyiapkan stablecoin baru khusus untuk warga AS bernama USAT, yang ditargetkan rilis akhir tahun ini.
Untuk memimpin proyek tersebut, Tether akan menunjuk Bo Hines, mantan pejabat Gedung Putih, sebagai CEO.
Dengan langkah ini, Tether yang berbasis di El Salvador ingin memperkuat posisinya di AS, terutama karena dukungan pro-kripto dari Presiden Donald Trump.
“Kami yakin Tether adalah produk terbaik di pasar. Saat ini kami menghadapi tekanan dari pesaing yang ingin menguasai pasar di AS," kata Ardoino, dikutip dari Reuters, Senin 15 September 2025.
Saat ini stablecoin Tether (USDT), yang nilainya dipatok 1:1 terhadap Dolar AS, sudah menjadi yang terbesar di dunia dengan kapitalisasi pasar lebih dari 169 miliar Dolar AS (Rp2.600 triliun lebih).
Langkah Tether ini juga sejalan dengan aturan baru di AS.
Pada Juli lalu, Trump menandatangani Undang-Undang GENIUS yang mengatur penerbitan stablecoin. Aturan ini mewajibkan stablecoin didukung aset nyata seperti dolar tunai atau surat utang pemerintah, serta mewajibkan penerbit untuk melaporkan cadangan mereka setiap bulan.
Menurut Ardoino, USAT nantinya akan diterbitkan oleh Anchorage Digital Bank, sebuah bank yang sudah mendapat izin resmi dari regulator AS. Bank ini juga akan menjadi salah satu pemegang saham di proyek baru ini.
Sementara itu, perusahaan jasa keuangan Cantor Fitzgerald akan menjadi kustodian dan dealer utama untuk USAT.
BERITA TERKAIT: