Posisi tersebut lebih tinggi hampir 40 poin dibanding sesi penutupan pada akhir pekan sebelumnya.
Investor asing mencatatkan outflow dari pasar ekuitas sebesar 236 juta Dolar AS dalam sepekan terakhir.
Weekly Commentary , PT Ashmore Asset Management Indonesia mencatat, sepanjang pekan ini sektor dengan kinerja terbaik adalah Industri dan Consumer Cyclicals yang masing-masing melesat 5,09 persen dan 4,83 persen.
Sedangkan sektor dengan kinerja terlemah adalah Infrastruktur dan Teknologi yang masing-masing turun 2,01 persen dan 0,63 persen.
Aset dengan performa terbaik minggu ini adalah Bitcoin yang menguat 2,83 persen dan harga emas yang naik 2,73 persen.
Ashmore juga menyoroti data PMI manufaktur AS minggu ini yang lebih lemah dari perkiraan. Lowongan kerja AS turun ke level terendah sejak September tahun lalu, terutama pada sektor kesehatan dan bantuan sosial.
Sementara Kanada mencatat perbaikan PMI manufaktur namun tetap berada dalam zona kontraksi selama tujuh bulan berturut-turut.
Di kawasan Eropa, PMI konstruksi Inggris juga tetap terkontraksi untuk bulan kedelapan berturut-turut, sementara indeks harga rumah naik hanya 2,1 persen (yoy), lebih rendah dari konsensus.
Inflasi utama tahunan di Kawasan Eropa terus meningkat didorong harga pangan tak olahan, meski biaya energi turun.
Sementara di China, PMI manufaktur meningkat tak terduga, menunjukkan ekspansi tercepat sejak Maret, sedangkan PMI jasa mencatat ekspansi terkuat sejak Mei tahun lalu.
Di Indonesia, inflasi tahunan sedikit melambat namun masih dalam target BI, sementara surplus perdagangan menurun dibanding tahun lalu
Indonesia menghadapi gejolak politik akibat meningkatnya ketidakpuasan masyarakat, namun adanya tuntutan yang jelas dan dimulainya dialog dengan pembuat kebijakan memberi perkembangan positif.
Pasar sempat bergejolak di awal pekan namun tidak terjadi panic selling.
"Bahkan, indeks saham utama Indonesia mencatat kenaikan sejak akhir pekan lalu," tulis Ashmore.
Bank Indonesia juga turun tangan menopang Rupiah, menjaga stabilitas di bawah level 16.500. Yield obligasi pemerintah naik, dengan 10Y IndoGB kembali ke sekitar 6,4 persen dan 2Y IndoGB ke 5,3 persen.
"Secara keseluruhan, kondisi politik domestik masih menunjukkan sikap wait and see terhadap langkah-langkah yang mungkin diambil sebagai respons atas tuntutan yang disampaikan. Namun, pasar sudah mengambil posisi defensif dan menunjukkan respons yang tangguh dengan volatilitas yang relatif moderat," tulis Ashmore.
BERITA TERKAIT: